Rabu 25 Aug 2021 15:59 WIB

Ketum MUI: Watak Rakyat Mengikuti Watak Pemimpinnya

Ketum MUI mengingatkan pemerintah dan rakyat agar bersinergi

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum MUI, KH. Miftachul Akhyar, mengingatkan pemerintah dan rakyat agar bersinergi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum MUI, KH. Miftachul Akhyar, mengingatkan pemerintah dan rakyat agar bersinergi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Miftachul Akhyar, mengatakan, watak dan karakter rakyat atau umat adalah buah daripada watak dan karakter para pemimpinnya. 

Hal tersebut disampaikannya dalam pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-1 MUI 2021 secara daring dan luring pada 25-26 Agustus 2021.

Baca Juga

Kiai Miftachul mengatakan, kitab sejarah pernah menyebutkan Khalifah Walid bin Abdul Malik dari Dinasti Umayyah, masa pemerintahannya dihabiskan untuk pembangunan. Pemerintahannya membangun bangunan-bangunan tinggi dan memperluas perkebunan. 

Dia menerangkan, setelah pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik, pemerintahan diteruskan Sulaiman bin Abdul Malik. "Di dalam pemerintahannya justru mementingkan, memperbanyak aneka ragam macam-macam bahan makan untuk memenuhi hajat hidup, mereka lupa hal-hal yang penting," kata Kiai Miftachul saat pembukaan Mukernas MUI 2021, Rabu (25/8).

Dia mengatakan, begitu khalifah di tangan Umar bin Abdul Aziz, pembangunan untuk pendidikan dan sarana agama ditingkatkan. Itu untuk mempertinggi wawasan keagamaan dan kezuhudan masyarakat. 

Kiai Miftachul mengingatkan, watak masyarakat atau watak rakyat mengikuti watak yang dimiliki para pemimpinnya. "Kalau periodisasi ini kita punya watak yang terpuji, kepemimpinan yang indah dan cantik, Insya Allah akan terjadi perubahan besar di tengah masyarakat," ujarnya.

Sebelumnya, dia menyampaikan, MUI sebagai wadah ulama, zuama dan cendekiawan yang berasal dari berbagai latar belakang ormas Islam, maka para pimpinan MUI dituntut selalu menjadi teladan bagi umat dan bangsa. Yakni teladan dalam mengelola perbedaan di internal organisasi dan teladan dalam mengutamakan kemaslahatan bersama di atas kepentingan pribadi, kelompok atau golongan. 

"Dengan teladan tersebut pimpinan MUI di semua tingkatan diharapkan dapat berkontribusi dalam upaya meluruskan kembali arah perjalanan bangsa ke depan, sebab perlahan tapi pasti tidak sedikit elemen anak bangsa yang makin hari makin terseret ke dalam arus degradasi dan polarisasi sosial yang mengkhawatirkan," ujarnya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement