Rabu 25 Aug 2021 14:53 WIB

BI: Risiko Kenaikan Inflasi pada 2022 Perlu Diantisipasi

Tingkat inflasi pada tahun depan terjaga dalam angka tiga persen.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Bank Indonesia (BI) mewaspadai potensi kenaikan inflasi pada tahun depan.
Foto: EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
Bank Indonesia (BI) mewaspadai potensi kenaikan inflasi pada tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mewaspadai potensi kenaikan inflasi pada tahun depan. Hal ini karena perbaikan permintaan domestik dan kenaikan harga komoditas dunia, seiring pulihnya perekonomian global.

"Risiko kenaikan inflasi pada 2022 perlu kita antisipasi. Ini sejalan dengan kenaikan permintaan domestik dan kenaikan harga komoditas dunia," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2021 secara virtual, Rabu (25/8).

Perry memproyeksikan tingkat inflasi pada tahun depan terjaga dalam angka tiga persen plus minus satu persen secara year on year (yoy) . Hal itu sejalan inflasi tahun ini per Juli yang terjaga rendah kisaran 1,52 persen yoy.

"Sejalan dengan terjaganya ekspektasi inflasi, stabilitas nilai tukar rupiah belum kuatnya permintaan, dan belum kuatnya permintaan serta ketersediaan pasokan. Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada 2021 dan 2022 akan terjaga dalam sasaran 3 persen plus minus 1 persen," ucapnya.

Maka demikian, Perry menegaskan Bank Indonesia berkomitmen bersinergi dengan pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional.

"Seluruh kebijakan Bank Indonesia kami arahkan untuk pertumbuhan pro growth, kami bersama ibu Menteri Keuangan baru saja menyepakati keputusan bersama dalam kerjasama pembiayaan penaganan kesehatan dankemanusiaan yang melonjak karena dampak Delta varian covid-19," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement