Selasa 24 Aug 2021 13:00 WIB

Proyek Masjid Terapung Al Jabbar Kembali Dilanjutkan

Pembangunan masjid terapun ini sempat mangkrak 1,5 tahun lantaran Covid-19.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Foto udara proyek pembangunan Masjid Al Jabbar di Gedebage, Bandung, Jawa Barat (ilustrasi)
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Foto udara proyek pembangunan Masjid Al Jabbar di Gedebage, Bandung, Jawa Barat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar kebanggaan masyarakat Jawa Barat, sempat mangkrak setelah 1,5 tahun akibat pandemi Covid-19. Namun Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyatakan, pembangunan masjid yang berlokasi di Gedebage Kota Bandung akan dilanjutkan kembali.

Hal tersebut, disampaikan oleh Ridwan Kamil melalui akun Instagram pribadinya @ridwankamil, Selasa (24/8). "Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar bisa kembali dilanjutkan setelah 1,5 tahun terhenti selama pandemi Covid-19 ini," tulis Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil. 

Baca Juga

Menurut Emil, kelanjutan pembangunan masjid yang berlokasi di kawasan Gede Bage, Kota Bandung itu akan dikerjakan oleh konsorsium kontraktor Adi Karya dan Hutama Karya (HK). Jika tidak ada kendala, masjid tersebut akan diresmikan akhir tahun depan. 

"Akan ada museum Rasulullah dan museum Alquran di lantai dasarnya. Jika Allah lancarkan urusan, Insya Allah akan bisa diresmikan di akhir tahun depan, Amiin," kata Emil.

Masjid Al Jabbar sendiri, berada di atas tanah seluas 25,99 hektare. Masjid itu dibangun dengan konsep terapung di atas Embung Gedebage yang memiliki luas 7,2 hektare. Embung tersebut dapat menampung air sampai 270 ribu meter kubik (m3) yang berfungsi untuk mengendalikan banjir, sumber air, dan konservasi. 

Sebelum proyek terhenti akibat pandemi Covid-19, pembangunan Masjid Raya Al-Jabbar sudah memasuki tahap ketiga. Meliputi pekerjaan detail eksterior dan interior, seperti taman, air mancur, dan fasilitas untuk difabel. 

Emil mengatakan bahwa setiap sudut Masjid Raya Al-Jabar harus memiliki fungsi. Oleh karena, itu Emil menginstruksikan tim perencana pembangunan untuk memperhatikan aspek fungsionalitas dalam pembangunan maupun penambahan fasilitas. 

"Mudah-mudahan di bulan Maret kita sudah bisa mengerjakan (pembangunan tahap ketiga), selesai di bulan Desember, sehingga di awal 2021 sudah bisa diresmikan," katanya. 

Emil berharap, Masjid Raya Al Jabbar tidak hanya menjadi bangunan monumental karena masjid tersebut merupakan bagian dari komitmen pemimpin kepada dakwah Islam dan kemajuan peradaban masyarakat. "Tinggal tahap selanjutnya adalah ruang pameran tentang sejarah Nabi (Muhammad SAW)," katanya.

Masjid Raya Al Jabbar, kata Emil, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Bandung Timur. Selain ditunjang oleh Stasiun Cimekar, nantinya, Masjid Al Jabbar akan terintegrasi dengan jalur kereta cepat Bandung-Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement