Senin 23 Aug 2021 07:31 WIB

Mahasiswa IPB Kenalkan Metode Pembelajaran Selama Pandemi

Siswa diajak belajar langsung di alam terbuka dengan protokol kesehatan ketat

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Hiru Muhammad
Gedung Rektorat IPB University, Bogor.
Foto: Dok IPB
Gedung Rektorat IPB University, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tim Mahasiswa IPB University mendapatkan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan  Riset dan Teknologi RI. Salah satu anggota tim, Imam Mujaddid menjelaskan, program yang diusung melalui pendanaan tersebut berjudul pembelajaran efektif saat pandemi Covid-19 pada siswa sekolah dasar.

Ia mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk membantu proses belajar mengajar (PBM) yang dilakukan oleh Sekolah Dasar (SD) Bustanul Ulum di Desa Batu Busuak, Kecamatan Pauh, Kota Padang. "Sekolah ini merupakan sekolah gratis bagi warga sekitar yang dibiayai oleh program CSR Semen Padang. Pada tahun 2017, sekolah ini menjadi satu-satunya peraih penghargaan SD Adiwiyata Mandiri Nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI," kata Mujaddid, dalam keterangannya, Ahad (22/8).

Walaupun demikian, lanjut dia, di tengah pandemi saat ini sistem PBM di SD Bustanul Ulum tidak dapat berjalan dengan optimal. Pembelajaran daring membuat kewalahan seluruh lapisan stakeholders dari sekolah, baik dari siswa, guru maupun wali murid sendiri.

Siswa mengalami kejenuhan karena sistem pembelajaran yang monoton, guru yang kesulitan dalam membuat media pembelajaran daring. Sementara orang tua yang kesulitan dalam mendampingi anak-anaknya karena harus bekerja.

"Kami mencoba mencari alternatif yang dapat memfasilitasi kebutuhan para siswa tetapi tetap menaati regulasi dari pemerintah. Solusi tersebut adalah dengan belajar langsung di alam terbuka dengan protokol kesehatan ketat (Play to Learn with Observation Method)," ujar Mujaddid.

Melalui program tersebut, siswa diajak belajar di alam terbuka seperti di pinggir sungai, di bawah pepohonan, saung, dan lapangan terbuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima orang.  

Selain pelajaran formal, lanjut Mujaddid, para siswa juga diajarkan untuk mengerti dampak kerusakan lingkungan bagi kehidupan melalui metode-metode yang menyenangkan seperti bermain sambil belajar. Dengan demikian, regenerasi penerus program Adiwiyata dari sekolah dapat tetap berlangsung walaupun ada hambatan yang menghadang.

Sejauh ini, kegiatan pembelajaran dilakukan sekali seminggu bagi siswa kelas lima dan enam, karena pertimbangan kontrol untuk protokol kesehatan. Pembelajaran dilakukan dengan durasi satu sampai dua jam.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement