Sabtu 21 Aug 2021 19:57 WIB

Mamalia Prasejarah Berkembang Pesat Setelah Dinosaurus Punah

Ketika dinosaurus punah, mamalia memiliki akses makanan yang mendukung untuk tumbuh,

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi dinosaurus.
Foto: Megan Jacobs via the hindu
Ilustrasi dinosaurus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti menemukan fosil tiga mamalia prasejarah yang menunjukkan adanya evolusi cepat setelah kepunahan dinosaurus. Salah satu dari tiga fosil itu dinamai seperti karakter dari The Hobbit, karena kemiripannya. Para peneliti dari University of Colorado Boulder menyebut mamalia berkeliaran di Amerika utara selama zaman Paleosen paling awal, yaitu periode setelah kepunahan dinosaurus.

Dilansir News.Sky.com pada Kamis (19/8), temuan menunjukkan mamalia terdiversifikasi lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, setelah kepunahan massalnya. Makhluk yang ditemukan adalah minicous jeanninae, conacodon hettingeri, dan beornus honeyi, yang dinamai dari karakter The Hobbit Beorn, karena penampilan gerahamnya yang menggembung.

Baca Juga

Ketiga temuan fosil tersebut memiliki ukuran yang berbeda, mulai dari kucing rumah modern, yang jauh lebih besar daripada mamalia berukuran tikus yang hidup sebelumnya bersama dinosaurus di Amerika utara. Setiap hewan memiliki ciri-ciri gigi unik, yang berbeda satu sama lain. Hewan-hewan itu diyakini sebagai nenek moyang primitif dari mamalia berkuku, seperti kuda, gajah, sapi, dan kuda nil.

Ahli paleontologi juga menemukan bagian tulang rahang bawah dan gigi, yang memberikan wawasan tentang identitas, gaya hidup, dan ukuran tubuh hewan. Para peneliti percaya makhluk itu mungkin omnivora karena tampaknya memiliki gigi yang memungkinkan mereka mengunyah tanaman dan daging.

Beberapa mamalia muncul untuk pertama kalinya setelah kepunahan massal dinosaurus 66 juta tahun yang lalu, periode yang dikenal sebagai Zaman Mamalia. Penulis utama Madelaine Attebberry mengatakan ketika dinosaurus punah, maka akses ke makanan dan lingkungan yang berbeda telah memungkinkan mamalia untuk berkembang dan melakukan diversifikasi dengan cepat, serta berevolusi dengan ukuran tubuh yang lebih besar.

“Mereka jelas memanfaatkan kesempatan ini, seperti yang bisa kita lihat dari radiasi spesies mamalia baru yang terjadi dalam waktu yang relatif singkat setelah kepunahan massal,” kata Attebberry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement