Sabtu 21 Aug 2021 10:55 WIB

Debat Terbuka Nabi Ibrahim dan Namrud tentang Tauhid

Nabi Ibrahim dan Namrud berdebat soal tauhid.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Debat Terbuka Nabi Ibrahim dan Namrud tentang Tauhid. Foto: Kabah di Masjidil Haram
Foto: Reuters
Debat Terbuka Nabi Ibrahim dan Namrud tentang Tauhid. Foto: Kabah di Masjidil Haram

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebelum mengembara ke Makkah, Nabi Ibrahim telah menjadi pandakwah tangguh kepada penguasa Raja Namrud. Nabi Ibrahim menang dalam debat terbuka tentang tauhid dengan Nabrud yang zalim itu.

Perdebatan Nabi Ibrahim dan Nabrud diabadikan Allah SWT surah Al-Baqarah ayat 258 yang artinya.

Baca Juga

"Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."

Prof Hamka mengatakan awal ayat "Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan)."

Ayat ini mengajak kepada Rasul khususnya dan ummat beriman umumnya untuk memikirkan ayat ini.  Di mana Raja Namrud yang telah diberikan kerajaan oleh Allah SWT kepadanya. 

"Kisah ini menjadi suatu pengajaran ilmu jiwa yang mendalam dari Alquran, yaitu seorang manusia, oleh karena diberi Allah kekuasaan dan kerajaan, sombong, lupa diri, lupa segala, merasa awak sangat berkuasa, sebab itu perkataan yang keluarpun tidak ada batasnya lagi, sebab merasa tidak ada juga orang yang berani membantah," tulis Prof Buya Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar.

Ketika lbrahim berkata: 

"Tuhankulah Yang Menghidupkan dan Mematikan."

Di hadapan raja itu, Ibrahim telah menjelaskan siapa Tuhan, bahwa Tuhan Allah lah yang mematikan dan menghidupkan. Akan tetapi kata Prof Hamka karena memang dasar jiwa orang yang berkuasa itu sombong dengan kekuasaannya, malah membantah dan mengatakan demikian.

"Akulah yang menghidupkan dan mematikan." Nyawa dari seluruh rakyat negeriku ini ada dalam tanganku. Kalau mereka dituduuh bersalah, lalu di hadapkan kepadaku, aku berkuasa memerintahkan supaya dia dibiarkan hidup terus, dan akupun berkuasa pula menjatuhkan keputusan bahwa dia mesti dihukum mati.

"Rupanya raja tidak mau tahu apa yang dimaksud lbrahim dengan menghidupkan dan mematikan," katanya.

Dalam kisah ini Namrud tidak mau tahu bahwa rakyatnya itu pun sendiri seketika lahir ke dunia bukanrah atas kehendaknya, dan kalau mereka mati, Namrud tidak berkuasa menghalangi kematian itu. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement