Jumat 20 Aug 2021 09:43 WIB

Khofifah Klaim Kondisi Covid-19 Jatim Mulai Kondusif

Dari 30 daerah yang menerapkan PPKM Level 4 saat ini tersisa 17.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (ketiga kanan) bersama Panglima Koarmada II Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto (keempat kanan) meninjau pelaksanaan Serbuan Vaksinasi COVID-19 di halaman Jalajaya, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (18/7/2021). Komando Armada (Koarmada) II melakukan vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat maritim guna mewujudkan kekebalan komunal atau
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (ketiga kanan) bersama Panglima Koarmada II Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto (keempat kanan) meninjau pelaksanaan Serbuan Vaksinasi COVID-19 di halaman Jalajaya, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (18/7/2021). Komando Armada (Koarmada) II melakukan vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat maritim guna mewujudkan kekebalan komunal atau

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengeklaim, kondisi dan penanganan Covid-19 di Jatim mulai kondusif dan terkendali berdasarkan beberapa indikator. Di antaranya, menurunnya tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RS rujukan, serta menurunnya jumlah PPKM level 4 dari 30 menjadi 17 daerah.

"Dengan adanya pemberlakuan PPKM berlevel terbukti efektif menurunkan angka penyebaran Covid-19. Hal ini dilihat berdasarkan indikator-indikator di antaranya tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 yang telah mengalami penurunan signifikan," kata Khofifah, Jumat (20/8).

Khofifah menjelaskan, berdasarkan data 18 Agustus 2021, jika dibandingkan data 3 Juli 2021 BOR RS Rujukan Covid-19 di Jatim menunjukkan penurunan signifikan dan sudah di bawah standar WHO 60 persen. Rinciannya, untuk BOR ICU dari 78 persen turun menjadi 59 persen, BOR isolasi biasa dari 81 persen turun menjadi 42 persen, BOR RS Lapangan dari 69 persen turun menjadi 30 persen, dan BOR Rumah Karantina dari 50 persen menjadi 22 persen.

Selain itu, untuk tracing dan testing di Jatim juga mengalami kenaikan cukup signifikan dari 1,2 persen menjadi 9,4 persen. "Alhamdulillah sudah 9,4 persen untuk tracing dan kami akan terus meningkatkan terutama untuk testing-nya," ujar Khofifah.

Terkait harga tes swab PCR, Khofifah menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan ke lapangan dan hasilnya harga sudah turun sesuai dengan arahan pemerintah pusat. Tes PCR di Jatim pun sudah di atas standar WHO yaitu 40.479 tes per pekan. Sementara pada  sepekan terakhir testing di Jatim mencapai 74.245 tes per pekan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement