Jumat 20 Aug 2021 08:40 WIB

Facebook, Twitter, LinkedIn Amankan Akun Warga Afghanistan

Pengamanan akun media sosial untuk mencegah warga Afghanistan jadi target Taliban

Red: Nur Aini
Facebook. ILustrasi
Foto: CNN
Facebook. ILustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Facebook, Twitter, dan LinkedIn mengatakan pekan ini mereka telah mengamankan akun-akun warga Afghanistan untuk mencegah mereka jadi target setelah Taliban merebut kekuasaan di negara itu.

Facebook telah menghapus kemampuan pengguna di Afghanistan untuk melihat atau mencari di daftar teman. Hal itu diungkap kepala kebijakan keamanan platform media sosial tersebut Nathaniel Gleicher dalam cicitannya pada Kamis (19/8). Gleicher juga mengatakan Facebook telah meluncurkan "perangkat sekali-klik" bagi pengguna Afghanistan untuk mengunci akun mereka, sehingga orang-orang yang tidak berteman dengan mereka tak dapat melihat linimasa unggahan atau membagikan foto profil mereka.

Baca Juga

Kelompok-kelompok hak asasi telah menyuarakan kekhawatiran bahwa Taliban dapat menggunakan media sosial untuk menelusuri jejak digital dan hubungan sosial. Amnesti Internasional mengatakan pekan ini ribuan warga Afghanistan, termasuk para akademisi, wartawan dan pembela hak asasi, berisiko serius mendapat pembalasan dari Taliban.

Mantan kapten tim sepak bola puteri Afghanistan juga telah mendesak para pemain untuk menghapus akun media sosial dan menghilangkan identitas publik mereka. Twitter mengatakan mereka telah menjalin kontak dengan mitra masyarakat sipil untuk memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok di Afghanistan. Mereka juga bekerja dengan Internet Archive untuk mempercepat penghapusan arsip cicitan jika ada permintaan langsung.

Twitter mengatakan jika orang-orang tak dapat mengakses akun berisi informasi yang bisa menempatkan mereka dalam bahaya, seperti pesan pribadi dan daftar pengikut, perusahaan akan menangguhkan sementara akun tersebut. Penghentian akan berlangsung sampai pengguna mendapatkan akses kembali dan mereka dapat menghapus konten.

Twitter juga mengatakan mereka secara proaktif memantau akun-akun yang terafiliasi dengan organisasi pemerintah dan mungkin menangguhkan sementara akun tersebut sambil menunggu informasi tambahan untuk mengonfirmasi identitas mereka. Juru bicara LinkedIn mengatakan situs jejaring profesional milik Microsoft itu telah menyembunyikan sementara hubungan pertemanan para pengguna di Afghanistan sehingga pengguna lain tak bisa melihat mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement