Kamis 19 Aug 2021 17:40 WIB

Erdogan Tawarkan Diri Bantu Mediasi Konflik di Ethiopia

Sebanyak 400 ribu warga Ethiopia kekurangan makanan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Erdogan Tawarkan Diri Bantu Mediasi Konflik di Ethiopia. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: Turkish Presidency via AP
Erdogan Tawarkan Diri Bantu Mediasi Konflik di Ethiopia. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menawarkan bantuan untuk menengahi pertempuran di wilayah Tigray Ethiopia agar segera selesai. Ia juga berjanji akan tetap melindungi integritas negara Afrika Utara itu.

Dilansir dari Al Arabiya, Rabu (18/8), Erdogan mengatakan kepada Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed yang sedang berkunjung bahwa perdamaian dan integritas negara yang dilanda perang itu penting bagi Turki. “Jika situasinya memburuk, semua negara di kawasan itu akan terpengaruh,” kata Erdogan pada penampilan media bersama dengan Abiy.

Baca Juga

“Sebagai orang Turki, kami siap memberikan setiap kontribusi untuk solusi masalah, termasuk mediasi,” kata Erdogan.

Ankara dan Addis Ababa memiliki hubungan persahabatan dan kedua pemimpin berjanji untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan. Abiy mengatakan hubungan kedua negara dibangun di atas saling menghormati dan percaya selama ini.

Tetapi kedua pemimpin itu tidak mengumumkan kesepakatan-kesepakatan yang terjadi. Seperti diketahui, Ethiopia Utara telah dilanda pertempuran sejak November lalu, ketika Ahmed mengirim pasukan untuk menggulingkan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), partai yang berkuasa di kawasan itu.

Puluhan ribu orang Etiopia telah melarikan diri ke kamp-kamp pengungsi di Sudan untuk menghindari konflik. Menurut PBB, konflik telah mendorong 400 ribu orang ke dalam kondisi kekurangan makanan.

Pertempuran itu diyakini telah menewaskan ribuan orang dan membuat ratusan ribu orang mengungsi sementara juga menyebabkan kekurangan besar makanan, air dan obat-obatan di Tigray yang merupakan rumah bagi lebih dari lima juta orang.  Pejabat kemanusiaan telah memperingatkan akan ada semakin banyak orang di wilayah tersebut yang mungkin mati kelaparan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement