Senin 16 Aug 2021 16:25 WIB

Prof Amany: Kampus Harus Perkuat Literasi Digital

Prof Amany menegaskan pentingnya literasi digital untuk kampus

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Amany Burhanuddin Umar Lubis,  menegaskan pentingnya literasi digital untuk kampus
Foto: Republika/Andrian Saputra
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Amany Burhanuddin Umar Lubis, menegaskan pentingnya literasi digital untuk kampus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Amany Lubis, mengatakan perguruan tinggi atau kampus harus berperan untuk menyiapkan generasi muda yang mumpuni di bidang digital. 

Karena itu, dia pun mendorong agar setiap kampus di Indonesia memperkuat literasi digital. "Literasi digital harus kita utamakan untuk menyiapkan generasi yang mumpuni di bidang digital, teknologi, dan juga bisa menggunakannya secara positif. Itulah yang dinamakan merdeka," ujar Prof Amany dalam webinar bertema "Merdeka 100% dengan Teknologi Digital” yang digelar DEMA UIN Jakarta dan Opinia, Ahad (15/8).  

Baca Juga

Dia menjelaskan, bangsa ini akan merdekan 100 persen jika mampu menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif dan inovatif. 

Karena itu, menurut dia, kampus harus berperan untuk memperkuat literasi digital di kalangan generasi muda. "Jadi, merdeka 100 persen adalah SDM-nya kreatif dan inovatif," kata Prof Amany sembari menambahkan, "Maka, kita jangan ketinggalan zaman. Peran kampus adalah untuk memperkuat literasi digital," lanjutnya. 

Dalam webinar tersebut, dia pun mengapresiasi diluncurkannya Opinia, sebagai aplikasi media sosial yang 100 persen buatan anak bangsa. Dia berharap, Opinia kedepannya bisa memberikan peluang kepada para mahasiswa untuk berkreasi.  

"Saya sangat berharap UIN Jakarta bisa mengembangkan melalui Opinia yang membuka peluang untuk mahasiswa berkreasi," kata Prof Amany.  

Selain itu, dia juga berharap kepada Opinia agar menjadi media sosial yang beperan untuk membangun karakter yang berlandaskan Islam Wasathiyah. 

"Jadi bagian-bagian dari Opinia tolonglah lowongkan untuk diskusi pengembangan hal-hal yang bersifat spiritual, yang bersifat perdamaian, dan untuk dialog antar budaya atau antar agama," jelas Ketua MUI Bidang Perempuan, Remaja, dan Keluarga ini.  

Sementara itu, Founder dan CEO Opinia, Arip Musthopa, menjelaskan Indonesia kini sudah merdeka selama 76 tahun. Dia berharap, kehadiran teknologi digital bisa membuat Indonesia merdeka 100 persen.  

"Kita tentu berharap kehadiran dari teknologi digital sebagai bagian dari Revolusi Industri 4.0 itu bisa mendorong, mempercepat dan memastikan upaya kita untuk merdeka 100 persen," ujar Arip saat menjadi narasumber webinar tersebut. 

Dia menuturkan, penduduk Indonesia saat ini berjumlah 270 juta, dan sebanyak 70 persen berada di usia produktif antarq 15 sampai 64 tahun. Karena itu, menurut dia, bangsa Indonesia diprediksi akan mengalami bonus domografi pada 2030.  

"Kalau kita gagal memanfaatkan bonus demografi ini, maka mimpi untuk menjadi negara maju itu menjadi kecil sekali, bahkan mustahil," ucap Arip.  

Selain itu, menurut dia, 27 persen dari total penduduk Indonesia itu jugq merupakan pengguna internet dan sebanyak 62 persen penduduk Indonesia menggunakan media sosial.

"Jadi, ada sekitar 160-an juta bangsa ini aktif menggunakan sosial media. Ini tentu angka yang sangat besar dan merupakan potensi yang luar biasa," kata mantan Ketum PB HMI ini.  

Namun, tambah dia, media sosial yang dimanfaatkan tersebut belum ada yang buatan anak bangsa. Karena itu, dia berharap kedepannya Opinia bisa menfasilitasi generasi muda untuk berkreasi dan bermedia sosial secara positif.  

"Jadi, hampir 170 juta penduduk Indonesia yang menggunakan medsos belum ada satu pun media sosial anak bangsa yang bisa hadir di sana," jelas Arip. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement