Sabtu 14 Aug 2021 16:00 WIB

Muslim Afrika Selatan Bersyukur Turki Pulihkan Masjid 

Turki pulihkan masjid bersejarah di Afrika Selatan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Muslim Afrika Selatan Bersyukur Turki Pulihkan Masjid. Foto: Menara Masjid Al-Awal (Owal), masjid pertama di Cape Town, Afrika Selatan.
Foto: Blogspot.com
Muslim Afrika Selatan Bersyukur Turki Pulihkan Masjid. Foto: Menara Masjid Al-Awal (Owal), masjid pertama di Cape Town, Afrika Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Komunitas Muslim Afrika Selatan menunjukkan kekaguman kepada pemerintah dan orang-orang Turki, karena membantu mereka merenovasi sebuah masjid di kota bersejarah Soweto.

"Atas nama masyarakat Soweto, kami berterima kasih dan menghargai bantuan dan dukungan yang telah diberikan pemerintah Turki kepada kami, dalam merenovasi masjid kami," kata kepala komunikasi di Masjidul Umma di Soweto, Luqmaan Mogapi, dikutip di Anadolu Agency, Sabtu (14/8).

Baca Juga

Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas kemurahan hati pemerintahnya. Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki (TIKA) merenovasi seluruh Masjid Soweto di Metropolitan Johannesburg, atas permintaan dari tokoh masyarakat Muslim.

TIKA sendiri menyelesaikan sebagian besar renovasinya pada akhir 2019. Orang-orang berbondong-bondong untuk berdoa di sana, tetapi belum diresmikan secara penuh.

Pada 2002, masjid di lingkungan Dlamini ini rusak parah, ketika tersangka ekstremis sayap kanan melakukan bom di daerah terdekatnya.

Masjid tersebut dibangun pada 1984 dan merupakan tempat ibadah yang pertama di Soweto, sebuah kota bersejarah yang telah menjadi rumah bagi banyak aktivis anti-apartheid, termasuk mendiang Presiden Nelson Mandela.

"Almarhum Winnie Mandela (istri Nelson Mandela) adalah tamu kehormatan kami pada pembukaan masjid ini, Agustus 1986," kata Mogapi.

Imam masjid saat ini, Ali Abu Musa Mandiwa, ingat saat mantan Imam masjid lolos dari kematian ketika bom meledak.

Ketika ditanya mengapa masjid menjadi sasaran kelompok ekstremis kulit putih sayap kanan, dia menyatakan, "Itu adalah serangan yang tidak masuk akal karena masjid tidak ada hubungannya dengan pemerintah atau politik"..

Ekstremis sayap kanan berusaha untuk mengacaukan Afrika Selatan tak lama setelah negara itu mencapai demokrasi, mengakhiri rezim apartheid yang brutal pada 1994.

Mogapi mengatakan mereka bermaksud menemui beberapa anggota sayap kanan yang dipenjara karena mengebom beberapa bagian Soweto, termasuk masjid mereka.

"Kami akan memberi mereka salinan Alquran, kitab suci umat Islam, agar mereka dapat menerima Islam. Ketika mereka dibebaskan, mereka dapat menjadi imam dan menyebarkan perdamaian," katanya.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement