Jumat 13 Aug 2021 11:03 WIB

Anak Derita Gizi Buruk di Kabupaten Lebak Butuh Bantuan

Selain kurang gizi, Uniyah (8 tahun) juga menderita komplikasi kista dan jantung.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Uniyah (8) penderita gizi buruk ditemani ibunya Zubaedah (45) duduk di depan rumahnya di Desa Muncang Kopong, Lebak, Banten, Kamis (12/8/2021). Uniyah (8) penderita anak asal Kabupaten Lebak tersebut mengalami gizi buruk sejak berusia empat tahun dan saat ini mengharapkan perhatian dari pemerintah setempat.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Uniyah (8) penderita gizi buruk ditemani ibunya Zubaedah (45) duduk di depan rumahnya di Desa Muncang Kopong, Lebak, Banten, Kamis (12/8/2021). Uniyah (8) penderita anak asal Kabupaten Lebak tersebut mengalami gizi buruk sejak berusia empat tahun dan saat ini mengharapkan perhatian dari pemerintah setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Seorang anak penderita gizi buruk di Kabupaten Lebak, membutuhkan bantuan uluran tangan dermawan untuk pengobatan. Hal itu karena kondisi kesehata Uniyah (8 tahun), semakin memburuk.

Uniyah merupakan warga RT 002, RW 001 Kampung Lame Payung, Desa Muncang Kopong, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. "Kami tidak mampu membawa anaknya ke rumah sakit karena tidak memiliki uang," kata Ahmad, orang tua Uniyah saat ditemui di Kabupaten Lebak, Jumat (13/8).

Uniyah setiap hari tergolek lemas di balai rumah dalam gendongan ibunya. Selama ini, kata Ahmad, kondisi kesehatan anaknya semakin buruk, bahkan tidak bisa tidur dan makan. "Kami melihat kondisi anak sangat kasihan, karena setiap hari selalu menangis," kata Ahmad.

Dia menuturkan, Uniyah berdasarkan rekam medis Rumah Sakit Cipto Mangoenkusumo (RSCM) Jakarta menderita gizi buruk plus komplikasi penyakit kista, hati, jantung dan paru-paru. Pada 2017, kata Ahmad, Uniyah sempat dirawat di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung selama tujuh bulan.

Selanjutnya, anakanya dirawat di RSCM dengan bantuan dari donatur. Selama tujuh bulan dirawat di RSCM, menurut Ahmad, akhirnya Uniyah kembali ke rumah karena bantuan dari donatur sudah berhenti. "Kami sekarang bingung karena kondisi kesehatan anaknya semakin memburuk juga perutnya semakin besar," katanya.

Ahmad mejelaskan, selama ini, belum pernah membawa berobat anaknya karena kondisi ekonomi keluarga sangat sulit. Dia sehari-hari bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan tidak menentu. "Kami sangat berharap dermawan dapat membantu kesembuhan anaknya itu, " katanya.

Baca juga : Sepotong Kue Pernikahan Charles-Diana Laku Rp 36,8 Juta

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Triatno Supiono mengatakan,  Uniyah memiliki kepesertaan kartu BPJS Kesehatan bantuan pemerintah. Sehingga, gratis jika berobat dan dirawat di rumah sakit. "Kami minta orangtuanya bisa membawa anaknya berobat dan dirawat di rumah sakit Kelas III secara gratis," kata Triatno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement