Rabu 11 Aug 2021 13:11 WIB

Golkar: Teknologi Informasi Sudah Jadi Kebutuhan Masyarakat

Teknologi informasi dinilai menentukan kualitas dan kesejahteraan suatu bangsa.

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah) menyampaikan pidato kebangsaan di acara Centre for Strategic and International tudies (CSIS), Selasa (10/8).
Foto: Istimewa
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah) menyampaikan pidato kebangsaan di acara Centre for Strategic and International tudies (CSIS), Selasa (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Meutya Hafid menilai teknologi informasi sudah menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia. Pendapat ini menguatkan pernyataan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam Pidato Kebangsaan di acara Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Selasa (10/8).

Dalam pidatonya, Airlangga menuturkan, digitalisasi dan penggunaan big data menjadi bagian dari keniscayaan dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia. Terutama sektor ekonomi yang perlu memanfaatkan teknologi informasi.

Meutya sependapat dengan Airlangga. Menurutnya, teknologi informasi sudah menyentuh hamper semua aspek kehidupan. Mulai dari pendidikan, perdagangan, dunia perbankan, kesehatan, hingga pertanian.

“Saat ini para petani yang berada di pelosok saja sudah mulai memanfaatkan teknologi informasi sebagai upaya meningkatkan produktitivitas pertanian maupun menjangkau pasar yang lebih luas,” katanya, dalam keterangan, Rabu (11/8).

Politikus Partai Golkar ini menambahkan, selain pertanian, bidang kesehatan juga sudah banyak memanfaatkan teknologi informasi untuk konsultasi kesehatan secara daring. Di sektor pendidikan lain lagi. Kondisi pandemi Covid-19 membuat teknologi informasi menjadi kian mengambil posisi penting dalam proses pembelajaran jarak jauh.

Menurut Meutya, kondisi pandemi memang ‘memaksa’ masyarakat Indonesia semakin karib dengan teknologi informasi. “Akibat pandemi, saat ini para pendidik dari semua tingkatan mau tidak mau harus belajar teknologi informasi. Mereka memang masih tertatih-tatih, tapi lama kelamaan, hal itu akan menjadi kebiasaan,” katanya.

Meutya mengatakan, berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informasi, jumlah pengguna gawai mencapai 167 juta orang atau 89 persen dari total penduduk Indonesia. Melihat angka ini makin banyak anggota masyarakat yang memanfaatkan teknologi informasi untuk aktivitas bisnis, baik sebagai konsumen maupun produsen.

Hasil riset Google, Temasek, dan Bain & Company juga menyatakan di tengah pandemi, sektor ekonomi digital Indonesia tetap tangguh dan secara keseluruhan diperkirakan bernilai sebesar 44 miliar dolar AS pada 2020. Bahkan, riset tersebut juga menunjukkan ekonomi digital Indonesia terus bertumbuh dua digit, dipimpin oleh e-commerce dan media daring.

Meutya menegaskan pendapat Airlangga yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini untuk mendorong semakin banyaknya tenaga terdidik di bidang teknologi informasi lewat dunia pendidikan. “Hal itu bisa dicapai lewat pendidikan vokasi (kejuruan) maupun jenjang yang lebih tinggi yang akan melahirkan akademisi dan ilmuwan di bidang teknologi informasi. Sebab, teknologi informasi akan makin menentukan kualitas sekaligus kesejahteraan suatu bangsa,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement