Sabtu 07 Aug 2021 06:28 WIB

Mendesak, Pendirian Universitas Sains dan Teknologi Maritim

Rokhmin: Universitas Sains dan Teknologi Maritim tepat kalau didirikan di KTI.

 Pakar kelautan dan perikanan IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS.
Foto: Dok RD Institute
Pakar kelautan dan perikanan IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS.

REPUBLIKA.CO.ID, GOWA  – Pakar kelautan dan perikanan IPB University, Prof Rokhmin Dahuri kembali memaparkan potensi raksasa sektor kelautan. Hal itu dia sampaikan saat menjadi salah seorang narasumber Webinar Nasional Seri-1 Penguatan SDM Teknik dan Inovasi untuk Akselerasi Pembangunan Kawasan Timur berbasis Negara Kepulauan yang Integratif, Adaptif dan Berkelanjutan yang diadakan oleh  Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Webinar tersebut dilaksanakan secara hybrid di Kampus Fakultas Tenik Unhas Gowa, Rabu (4/8).

“Jika ekonomi kelautan dikembangkan dan dikelola dengan menggunakan inovasi IPTEKS dan manajemen mutakhir, maka sektor-sektor ekonomi kelautan akan mampu berkontribusi secara signifikan dalam mengatasi sejumlah permasalahan bangsa (khususnya pengangguran, kemiskinan, ketimpangan sosek, dan disparitas pembangunan anta wilayah), dan secara simultan dapat mengkselerasi terwujudnya Indonesia Emas  (Maju, Adil-Makmur, dan Berdaulat) pada 2045,” kata Prof Rokhmin seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Terkait hal tersebut, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University itu menegaskan urgensi pendirian Universitas Sains dan Teknologi Maritim Indonesia di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Menurutnya, paling tidak ada tiga alasan. 

Pertama, potensi pembangunan (ekonomi) maritim Indonesia yang luar biasa besar (the slipping economy giant) hanya bisa ditransformasi menjadi realitas kemajuan, kesejahteraan, dan kedaulatan bangsa dengan menggunakan IPTEK dan SDM (human capital) yang berkualitas tinggi. 

Kedua, sebagian besar potensi pembangunan maritim Indonesia terdapat di KTI (Bali – Nusatenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua).  “Sementara, infrastruktur pembangunan, kegiatan ekonomi, dan SDM sekitar 82% terdapat di P ulau Jawa (5,5 persen wilayah NKRI) dan Pulau  Sumatera (10 persen  wilayah NKRI),” ujar ketua Dewan Pakar MPN (Masyarakat Perikanan Nusantara) itu.

Ketiga, kata Rokhmin, pendirian Universitas Sains dan Teknologi Maritim Indonesia di KTI akan menjadi spearhead dan lokomotif pembangunan berbasis maritim menuju Indonesia Emas 2045. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement