Jumat 06 Aug 2021 08:38 WIB

Ambang Batas Herd Immunity Meningkat Akibat Varian Delta

Cakupan vaksinasi Covid-19 jadi harus lebih tinggi dengan merebaknya varian delta.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Covid-19 untuk disuntikkan kepada seorang warga di Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut (AL) Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (5/8/2021). Merebaknya varian delta membuat cakupan vaksinasi yang diperlukan untuk mencapai herd immunity harus di atas 80 persen dan mungkin mendekati 90 persen.
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Covid-19 untuk disuntikkan kepada seorang warga di Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut (AL) Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (5/8/2021). Merebaknya varian delta membuat cakupan vaksinasi yang diperlukan untuk mencapai herd immunity harus di atas 80 persen dan mungkin mendekati 90 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian delta dari virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19 menjadi ancaman dunia karena menyebar lebih mudah dan cepat. Proporsi populasi yang perlu divaksinasi untuk mencapai perlindungan dari herd immunity alias kekebalan kelompok pun mencapai lebih dari 80 persen dan mungkin mendekati 90 persen.

"Masalahnya adalah bahwa varian delta lebih mudah menular daripada virus asli. Itu mendorong ambang batas kekebalan kelompok populasi secara keseluruhan jauh lebih tinggi," kata Ricardo Franco, MD, asisten profesor kedokteran di The University of Alabama di Birmingham, Amerika Serikat, dalam taklimat media yang disponsori oleh Infectious Diseases Society of America, dilansir Web MD, Kamis (5/8).

Baca Juga

Ahli melihat bahwa sudah waktunya untuk mempertimbangkan penggunaan masker N95 di ruang publik dalam ruangan, terlepas dari status vaksinasinya. Lebih jauh lagi, mendapatkan suntikan booster untuk orang yang divaksinasi lengkap bukanlah prioritas utama kesehatan masyarakat sekarang.

Sebaliknya, menurut para pakar penyakit menular di AS, imunisasi dosis penguat harus disediakan untuk populasi yang lebih rentan. Namun, alih-alih memberikan booster untuk semua kalangan, program harus difokuskan bagi orang-orang yang belum mendapatkan dosis pertama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement