Kamis 05 Aug 2021 22:06 WIB

Aspirasi Masyarakat Lokal Harus Didengarkan Soal TN Komodo

Masyarakat asli memiliki penghormatan terhadap komodo dan ekosistem di TN Komodo.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nasional Nur Hidayati mendorong agar aspirasi masyarakat lokal di Taman Nasional Komodo menjadi pertimbangan dalam pengembangan wisata di daerah tersebut. (Foto: Taman Nasional Komodo di Manggarai Barat, NTT)
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nasional Nur Hidayati mendorong agar aspirasi masyarakat lokal di Taman Nasional Komodo menjadi pertimbangan dalam pengembangan wisata di daerah tersebut. (Foto: Taman Nasional Komodo di Manggarai Barat, NTT)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nasional Nur Hidayati mendorong agar aspirasi masyarakat lokal di Taman Nasional Komodo menjadi pertimbangan dalam pengembangan wisata di daerah tersebut. Masyarakat asli yang berdiam di area tersebut, seperti Ata Modo yang merupakan penduduk asli wilayah tersebut sejak ribuan tahun lalu, memiliki penghormatan terhadap komodo dan keseluruhan ekosistem di daerah tersebut.

"Kalau ingin mengembangkan pariwisata berbasis konservasi di TN Komodo itu, adalah suatu keharusan bagi pemerintah melibatkan masyarakat sebagai aktor utamanya, terutama masyarakat Ata Modo yang selama ini memang sudah berdiam di sana, sangat memahami situasi di sana," kata dia dalam diskusi virtual tentang TN Komodo yang dipantau dari Jakarta, Kamis (5/8) malam.

Baca Juga

Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyoroti imbauan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO) terkait pembangunan infrastruktur di TN Komodo. Dalam pertemuan Komite Warisan Dunia (World Heritage Committee/WHC) UNESCO pada 16-31 Juli 2021 menghasilkan dokumen WHC/21/44.COM/7B.

Salah satu poinnya merekomendasikan kepada pemerintah Indonesia untuk menghentikan proyek infrastruktur yang berpotensi berdampak pada outstanding universal values (OUV). Ini merupakan salah satu kriteria penilaian UNESCO untuk menetapkan TN Komodo sebagai warisan dunia. 

UNESCO, dia mengatakan, meminta sampai AMDAL direvisi dan diserahkan untuk ditinjau Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN). Dia menyebut masyarakat lokal melihat gelar Warisan Dunia yang diberikan kepada TN Komodo adalah suatu kebanggaan dan memiliki arti penting, bukan sekadar pariwisata.

Untuk itu, dia mendorong pemerintah mengikuti rekomendasi dari UNESCO, dengan aspirasi masyarakat lokal menjadi salah satu penentu pengembangan. "Aspirasi masyarakat sejak awal itu harus dihormati," katanya, menegaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement