Kamis 05 Aug 2021 16:00 WIB

Usaha Peternakan dan Wisata Edukasi Bisa Saling Mendukung

Sejak peternakan dibuka untuk wisata edukasi, produk keju makin dikenal.

Pengunjung memberi minum anak sapi di salah satu peternakan di Sumatra Barat, Kamis (20/5/2021). Kawasan wisata edukasi peternakan sapi yang juga membibitkan sapi perah dan sapi wagyu itu menawarkan sensasi belajar beternak sambil berwisata bagi pengunjung.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Pengunjung memberi minum anak sapi di salah satu peternakan di Sumatra Barat, Kamis (20/5/2021). Kawasan wisata edukasi peternakan sapi yang juga membibitkan sapi perah dan sapi wagyu itu menawarkan sensasi belajar beternak sambil berwisata bagi pengunjung.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Usaha peternakan dan wisata edukasi dinilai merupakan dua hal yang bisa saling menunjang agar lebih dikenal masyarakat untuk pengembangan usaha.

"Usaha peternakan seperti sapi bisa mengembangkan strategi wisata edukasi untuk memperkenalkan produknya sehingga pasarnya menjadi lebih luas," kata Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy saat mengunjungi usaha sapi perah "Lassy Diary Farm" di Nagari Lasi Kecamatan Canduang, kabupaten Agam.

Strategi wisata edukasi itu banyak digunakan di peternakan di Jawa seperti Lembang. Wisatawan juga cenderung ingin membeli produk di tempat wisata sebagai buah tangan.

Target jangka pendeknya adalah pengenalan produk, bukan pemasaran di tempat wisata. Namun, dengan lebih dikenalnya produk, apalagi jika wisatawan menviralkan di media sosial, maka pasar yang lebih besar akan terbuka sendiri.

Pemilik Lassy Diary Farm, Suhatril membenarkan hal itu. Ia mengatakan sejak dibuka pada 2016, pengembangan usahanya stagnan. Namun setelah membuka peternakannya sebagai tempat wisata edukasi, maka produknya berupa keju mozzarella dan keju rikota makin dikenal dan pasarnya makin luas.

Saat ini, katanya, pemasaran produknya tidak hanya di Sumbar tetapi telah merambah ke provinsi tetangga seperti Riau dan diharapkan terus berkembang ke daerah lain.

Di peternakan itu terdapat sapi, kerbau, kambing dan domba. Wisatawan bisa menikmati waktu bersama keluarga saat memberi makan ternak tersebut.

Wisatawan juga mendapatkan kesempatan untuk mengetahui cara pembuatan keju yang menjadi produk unggulan peternakan tersebut. Menurut Suhatril, terdapat 40 ekor lebih sapi dipeternakan yang dikelolanya, namun selama pandemi jumlahnya berkurang menjadi 20 ekor.

Namun karena ia bisa mengajak masyarakat sekitar untuk bermitra, maka produksi keju tidak terlalu terkendala. Keunggulan produk keju yang dibuat Lassy Diary Farm menurutnya adalah lebih sehat karena tanpa pengawet, tanpa pewarna, tanpa perasa, dan sudah memiliki izin BPOM. Untuk wisata edukasi, peternakan itu buka setiap hari dari jam 10.00-18.00 WIB.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement