Kamis 05 Aug 2021 14:44 WIB

Rumpin Longsor, Bupati Bogor Minta Penambang Tanggung Jawab

Longsor menyebabkan akses jalan utama warga terputus.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Mas Alamil Huda
Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin usai meresmikan Jembatan Gerendong yang menghubungkan Kecamatan Rumpin dan Ciseeng di Kabupaten Bogor, beberapa waktu lalu.
Foto: Rahayu Marini Hakim
Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin usai meresmikan Jembatan Gerendong yang menghubungkan Kecamatan Rumpin dan Ciseeng di Kabupaten Bogor, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Jalan Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor mengalami longsor pada Selasa (3/8) pagi dan menyebabkan akses jalan utama warga terputus. Karena berada di wilayah pertambangan, Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin, meminta pengusaha tambang untuk bertanggung jawab.

Ade Yasin mengatakan, selain meminta pihak penambang untuk merelokasi jalan, dia juga meminta agar warga di sekitar jalan yang terdampak juga turut direlokasi. Diketahui, ada lima rumah warga yang mengalami kerusakan ringan pascalongsor terjadi.

“Saya tadi melihat akibat dari longsor penambangan, dan tadi saya sudah sampaikan juga bahwa ini penambangan berizin. Dan ternyata mepet ke jalan, sehingga saya minta untuk pihak perusahaan untuk bertanggung jawab merelokasi jalan dan juga merelokasi warga yang ada di sekitar sini,” kata Ade Yasin setelah melakukan peninjauan, Kamis (5/8).

Berdasarkan hasil tinjauannya, area yang terdampak longsor sekitar 40 hingga 50 meter tersebut memang rawan terjadi longsor. Jika tidak segera diantisipasi, diperkirakan akan terjadi longsoran berikutnya. Sebab, bagian tanah yang terjadi longsor menjadi labil karena ada pergerakan penambangan.

Oleh karena itu, Ade Yasin meminta agar perusahaan tambang segera melakukan upaya perbaikan dalam sepekan ke depan. Jika sepekan ke depan tidak ada pergerakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan segera melakukan evaluasi.

“Karena ini area berbahaya yang memang rawan terjadi longsor. Bisa jadi longsor ke-dua kali kalau tidak cepat kita antisipasi dan ini tanggungjawab mereka sebagai pengusaha. Harus dimulai dalam seminggu ini, saya minta harus sudah dimulai upaya itu,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Yudiman, menjelaskan, berdasarkan informasi dari warga setempat, kejadian gerakan tanah pertama kali terjadi pada Selasa (3/8) pagi sekitar pukul 05.00 WIB. 

“Dampak dari gerakan tanah bergerak menutupi sebagian jalan tambang, dan lima rumah warga rusak ringan retak-retak di dinding saja. Tapi tidak ada korban luka maupun korban jiwa,” kata Yudiman.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, kawasan Pit Tambang PT BSM berbatasan langsung dengan jalan Desa Cipinang. Akibatnya, jalan penghubung Kecamatan Rumpin dan Kecamatan Parungpanjang terputus. Saat ini kondisi longsoran sudah tidak mengalami pergerakan lagi tetapi dapat aktif kembali jika terjadi curah hujan yang tinggi.

Yudiman menyebutkan, ada empat faktor umum penyebab gerakan tanah di lokasi kejadian. Pertama, yakni curah hujan tinggi, dan adanya sumber mata air di bawah permukaan tanah. Selain itu, kestabilan lereng rendah dan ada aktivitas blasting di area pertambangan. 

“Secara geografis lokasi gerakan tanah memiliki kemiringan lereng yang cukup terjal. Dengan adanya aktivitas blasting di area pertambangan menyebabkan terjadinya rekahan, sehingga air masuk melalui rekahan tersebut menyebabkan lereng yang tidak stabil mencari keseimbangan baru,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement