Kamis 05 Aug 2021 13:33 WIB

IHSG Diprediksi Tembus 6.400, Ini Saham yang Layak Koleksi

Saham-saham sektor infrastruktur, kesehatan, dan keuangan bisa jadi pilihan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Refleksi karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). IHSG diprediksi menguat hingga level 6.400 pada bulan ini.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Refleksi karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). IHSG diprediksi menguat hingga level 6.400 pada bulan ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menguat hingga dapat mendekati 6.400 atau tepatnya 6.394 sepanjang Agustus. Penguatan tersebut setidaknya dipengaruhi oleh sejumlah faktor positif.

Beberapa faktor itu adalah jumlah infeksi baru kasus harian Covid-19 yang mulai mereda ke angka 30.000 kasus per hari hingga gencarnya program vaksinasi yang membuka peluang potensi pelonggaran PPKM ke depan. 

Baca Juga

"Memasuki Agustus, kami optimis IHSG mampu menguat, dengan target ke level 6.394 secara teknikal," ujar Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina, dalam keterangannya, Kamis (5/8). 

Secara sektoral, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan sektor infrastruktur, kesehatan, dan keuangan sebagai pilihan investasi bagi para investor. Untuk sektor infrastruktur, saham yang menjadi pilihan adalah TLKM, EXCL, dan ISAT. 

Di sektor kesehatan dan perbankan, saham-saham yang direkomendasikan masing-masingnya adalah HEAL, MIKA, PRDA, dan BBCA, BMRI, serta BRIS. Saham-saham lain yang layak dipertimbangkan sebagai pilihan secara selektif adalah EMTK, SCMA, ERAA, dan INDF.

Prediksi dan rekomendasi tersebut didasari oleh penguatan IHSG sebesar 1,4 persen menjadi 6.070. Selain itu, penguatan juga didukung aksi beli investor asing Rp 17 triliun sepanjang Juli meski di tengah oleh kepungan sentimen negatif pada periode tersebut. 

Bulan lalu, beberapa faktor yang membuat pelaku pasar khawatir adalah peningkatan kasus Covid-19, pemberlakukan PPKM di sejumlah daerah, dan pelemahan rupiah.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement