Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Johanes Sutanto

5 Tip Investasi dan Trading Saham untuk Mahasiswa di Masa Pandemi

Eduaksi | Thursday, 05 Aug 2021, 10:57 WIB

Pandemi memaksa masyarakat dari berbagai kalangan bekerja dan belajar dari rumah. Khusus untuk kalangan mahasiswa, pandemi Covid-19 mengharusnya segalanya dilakukan secara online. Perkuliahan pun dijalani secara online.

Namun selain menembuh perkuliahan secara daring, generasi muda ini sebenarnya juga bisa berinvestasi. Ada beragam pilihan untuk investasi mulai dari logam mulia, properti, reksa dana hingga saham.

Nah, dari berbagai pilihan di atas, ternyata di masa pandemi saat ini kalangan mahasiswa demen dengan yang namanya investasi saham. Boleh dikata kalangan anak muda kuliahan ini ramai-ramai masuk pasar modal dan mencari peluang cuan dari pasar saham.

Gelombang anak-anak muda masuk ke pasar saham terpotret dari data yang direkam oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI mencatat jumlah investor pasar modal hingga Juni 2021 mencapai 5,6 juta SID (single investor identification).

Ada pun jumlah investor saham mencapai 2,51 juta SID atau meningkat 48,32%, dibandingkan dari akhir 2020 sebanyak 1,69 juta orang. Menariknya, investor yang berusia 30 tahun ke bawah mendominasi jumlah investor atau sebanyak 58,39%.

Mereka masuk pasar saham salah satunya karena tergiur cuan saham yang digaungkan publik figur atau influencer yang tertopang dengan kemudahan praktik investasinya yang sudah serba online.

Investasi saham sudah very easy dengan smartphone di genggaman tangan karena sudah berbasis aplikasi, semisal dengan aplikasi IPOT milik sekuritas karya anak bangsa dengan tagline #SemuaBisaInvestasi bernama Indo Premier Sekuritas.

Nah, bagi para mahasiswa yang benar-benar tertarik terjun ke dunia pasar saham, ada baiknya menyimak 5 tip investasi berikut ini:

1. Sisihkan modal dari uang jajan

Namanya juga mahasiswa, tentu duit masih mengandalkan kiriman atau pemberian orang tua, kecuali kamu sebagai mahasiswa sudah bisa kerja part time. Makanya supaya bisa memulai investasi saham, kamu bisa menyisihkan dari uang jajan kamu. Toh, untuk investasi saham ini modalnya relatif terjangkau untuk kalangan mahasiswa. Modal awal untuk investasi saham ramah kantong karena dengan Rp100.000, saja para mahasiswa sudah bisa menikmati potensi cuan saham. Cara menyisihkan dari uang jajan ini juga baik untuk meminimalisasi pengeluaran. Lagian, yang namanya investasi saham ini juga butuh pengorbanan. Berkorban mengurangi pengeluaran supaya bisa punya modal untuk investasi saham penting untuk persiapan hidup yang lebih baik di masa depan karena sudah memikirkan keamanan kondisi keuangan sejak dini.

2. Kenali profil risiko

Profil risiko ini terkait dengan toleransi diri terhadap potensi kerugian. Jika sebagai investor newbie belum siap dengan potensi kerugian besar, ada baiknya memilih alternatif selain saham yang lebih kecil potensi kerugiannya seperrti reksa dana atau ETF. Beda halnya jika sudah siap dengan potensi kerugian maka bisa terjun langsung ke investasi saham tak menjadi persoalan.

3. Konsisten gunakan analisis

Memilih saham terbaik itu bukan perkara mudah dan ada baiknya tidak hanya karena ikut-ikutan atau amini rekomendasi pihak lain. Mahasiswa yang tergolong kalangan terdidik wajib hukumnya memilih saham-sahamnya dengan analisis. Kalau pun pilihannya pada saham-saham rekomendasi, setidaknya keputusan sudah didasari analisis secara kuat. Analisis yang dimaksud adalah analisis fundamental dan teknikal. Dua analisis ini bisa dipelajari dengan mudah. Apalagi saat ini banyak pelatihan gratis yang ditawarkan oleh sekuritas.

4. Kendalikan kerugian dengan stop loss otomatis

Jika kamu akhirnya pilih trading saham, yakni melakukan jual-beli saham dalam waktu singkat untuk mendapatkan cuan cepat, wajib hukumnya para mahasiswa mempelajari risiko dan cara mencegah kerugian. Selaku trader saham sebaiknya bisa menentukan batasan harga terendah untuk membatasi kerugian atau istilah bekennya cut loss atau stop loss. Stop loss bisa dilakukan secara manual jika setiap saat bisa memonitor market, tapi kalau tidak yakin punya waktu luang luang atau masih belum yakin bisa disiplin, sangat disarankan gunakan stop loss otomatis. Stop loss otomatis ini biasanya ditawarkan tiap sekuritas, semisal dengan Indo Premier Sekuritas ada yang namanya Go Robo.T. untuk stop loss otomatis ini.

5. Tidak lelah belajar

Investasi saham memiliki risiko kerugian. Oleh sebab itu, penting kiranya saat mengalami kerugian tidak patah semangat, tetapi terus mau belajar. So, jangan lelah untuk belajar, terutama dalam hal analisis, sebab investasi terbaik dalam hidup adalah investasi untuk terus mengembangkan diri dengan mau belajar.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image