Rabu 04 Aug 2021 17:43 WIB

Gubernur Sumbar Bantah Hentikan Pendanaan Lab Unand

Mahyeldi membantah anggapan Pemprov Sumbar tidak berpihak pada penanganan Covid-19.

Rep: Febrian Fachri / Red: Mas Alamil Huda
Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi.
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG – Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi, membantah anggapan Pemprov Sumbar tidak berpihak pada penanganan Covid-19. Gubernur juga membantah telah menghentikan pendanaan untuk laboratorium Universitas Andalas (Unand) yang selama ini menjadi ujung tombak dalam kepentingan testing Covid-19.

 

“Tidak ada satupun niat Pemprov Sumatra Barat atau pemerintah kabupaten/kota di Sumatra Barat untuk tidak serius dengan hal ini, karena memang tidak semuanya yang diberitakan. Yang penting kita bekerja,” kata Mahyeldi di Gedung DPRD Sumatera Barat, kemarin, Selasa (3/8) petang.

Mahyeldi menjawab tudingan tersebut saat berbicara di depan anggota dewan dalam rapat paripurna. Mahyeldi menyebut pihaknya tidak dalam kapasitas memviralkan berita atau mengomentari berita-berita viral.

“Kami di Pemprov Sumatra Barat tidak akan mengomentari berita-berita viral, karena pekerjaan kami bukan mengomentari, melainkan menjawab dengan kerja dan melakukan dukungan anggaran atas apa yang dilakukan,” ucap Mahyeldi.

Mahyeldi mengakui pemprov juga punya kekurangan. Ia menyatakan bukan malaikat yang dapat melakukan segala sesuatu dengan instan sesuai keinginan masyarakat.

Ia menyatakan sudah bertemu dengan Rektor Universitas Andalas (Unand) membicarakan soal laboratorium pimpinan dokter Andani Eka Putra tersebut. Mahyeldi berharap dapat segera menyelesaikan persoalan ini supaya Pemprov Sumbar dapat kembali bekerja sama dengan rukun dengan laboratorium Unand.

“Sudah dibahas tim anggaran, karena judulnya bantuan. Pengalaman pada tahun 2020, baru direalisasikan pada 2021 awal. Permintaan 2021, baru masuk pada 4 Juli lalu,” kata Mahyeldi menambahkan.

Gubernur Sumbar mempersilakan bila ada pihak yang menggalang bantuan dan donasi untuk Lab Unand. Pemprov Sumbar menurut dia juga akan kembali memberikan bantuan untuk laboratorium sesuai dengan aturan dan mekanisme yang berlaku.

Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang Sumatra Barat sumbangan sukarela untuk menunjang aktivitas pemeriksaan tes PCR atau swab. Permintaan donasi itu dituliskan dalam secarik kertas yang ditempelkan di salah satu sudut laboratorium yang berada di kawasan Jati, Kota Padang tersebut. 

Kepala Laboratorium, Andani Eka Putra, mengatakan, pihaknya melakukan hal tersebut untuk biaya bahan habis pakai atau consumable pada setiap pengambilan uji swab. “Sudah sejak tiga hari lalu kami jalankan," kata Andani, Rabu (4/8).

Menurut Andani, sejak Januari 2021 pihaknya belum menerima anggaran dari pemerintah Provinsi Sumatra Barat.  Tapi proses operasionalnya tetap harus berjalan sebagaimana mestinya. Sebab, menurut dia, laboratorium di Fakultas Kedokteran Unand itu menjadi salah satu ujung tombak untuk menangani permasalahan Covid-19 di Sumbar. 

"Anggaran itu belum kami terima sejak bulan Januari lalu,  sehingga operasional berjalan apa adanya tanpa bantuan dari pemerintah provinsi, Bagi kita, laboratorium itu memang benar ujung tombak untuk mengatasi Covid-19. Tapi mungkin pemerintah tidak berkata seperti itu," ujar Andani. 

Permintaan donasi itu menurut Andani ditujukan kepada setiap orang yang melakukan tes swab di sana. Karena ada beberapa bahan sekali pakai, seperti filter tip, tabung plastik, dan beberapa cup plastik. 

Ia menjelaskan, untuk biaya operasional, pihaknya membutuhkan sekitar Rp 36 Miliar. Karena terdapat hingga 120 ribu sampel Covid-19 yang harus di uji setiap bulannya.  Dengan angka sebesar itu, pihaknya cukup kewalahan, sehingga membutuhkan donasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement