Rabu 04 Aug 2021 15:44 WIB

PKS: Mengecat Pesawat Kepresidenan tidak Prioritas Saat Ini

Pemerintah berencana mengecat pesawat kepresidenan dengan biaya ditaksir Rp 2 miliar.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia.
Foto: Republika/ Wihdan
Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, prihatin atas sikap pemerintah yang dinilainya tidak peka dengan kesulitan rakyat di masa pandemi Covid-19. Pemerintah berencana mengecat pesawat kepresidenan RI dengan biaya ditaksir Rp 2 miliar.

Mardani mengingatkan pemerintah supaya fokus menangani pandemi Covid-19 beserta dampak yang ditimbulkannya. Ia tak ingin pemerintah menghamburkan uang untuk sesuatu yang bukan prioritas.

"Pertama, semua anggaran fokus untuk penanganan Covid-19. Kedua, mengecat pesawat tidak prioritas saat ini," kata Mardani di akun Twitter resminya pada Rabu (4/8).

Mardani berkomitmen menagih penjelasan pemerintah terkait pengecatan pesawat kepresidenan. Menurutnya, pemerintah perlu secara gamblang membeberkan alasan rencana itu harus dijalankan di masa pandemi Covid-19.

 

"Ini di bawah Seskab dan Mensesneg. Kami di Komisi II DPR RI akan mendalami fakta ini dalam Rapat Dengar Pendapat yang akan datang," ujar anggota komisi II DPR RI tersebut.

Sementara itu, Ketua Bidang Polhukam DPP PKS Almuzzammil Yusuf menyarankan pemerintah agar menyalurkan lebih banyak bantuan kepada rakyat. Termasuk menggunakan dana pengecatan pesawat kepresidenan. 

"Yang urgent saat ini memberi bantuan kebutuhan pokok untuk masyarakat miskin, tani nelayan, dan pedagang asongan yang terdampak Covid-19," ucap Almuzzammil.

Almuzzammil meminta pemerintah memberi kompensasi atas kesulitan ekonomi yang dialami rakyat selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). "Mereka (rakyat) sudah megap-megap dengan pemberlakuan PPKM," tutur Almuzzammil.

Sebelumnya, pihak istana angkat bicara terkait pengecatan pesawat presiden tersebut. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan, pesawat BBJ 2 sudah beroperasi selama tujuh tahun di Indonesia. Ia mengklaim pesawat memang sudah harus masuk perawatan besar atau overhaul, dengan kategori C Check. Di dalam dunia penerbangan, perawatan C Check lebih berat daripada A Check atau B Check.

"Itu harus dilakukan untuk keamanan penerbangan. Mengenai cat, memang sekalian diperbarui karena sudah waktunya. Pilihan warnanya adalah warna kebangsaan, merah dan putih. Warna bendera nasional," kata Heru, Selasa (3/8). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement