Rabu 04 Aug 2021 14:22 WIB

Tanda Seseorang Butuh Detoks Digital

Anda bisa mencoba menghapus pemberitahuan di media sosial sebagai detoks digital.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Detoks Digital.
Foto: Republika.co.id
Detoks Digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknologi digital memiliki dampak signifikan pada Anda sebagai individu. Masa pandemi Covid-19 membuat ketergantungan yang semakin besar pada teknologi ini untuk memberikan dan memanfaatkan layanan utama. 

Dosen Sistem Informasi Bisnis dan peneliti di Lero SFI Research Center & Whitaker Institute di NUI Galway, Dr Noel Carroll, menjelaskan, penggunaan teknologi dalam kehidupan pribadi dan pekerjaan telah secara mendasar mengubah cara kita berinteraksi sebagai masyarakat. Namun, Anda harus memperhatikan bagaimana teknologi digital juga mengubah sebagai manusia. 

Anda harus memeriksa kembali bagaimana perubahan ini memberikan kecepatan, kenyamanan, dan permintaan perhatian pengguna yang lebih besar. Detoksifikasi digital sering dilihat sebagai cara untuk memfokuskan kembali interaksi sosial di kehidupan nyata tanpa gangguan daring. Dengan meninggalkan perangkat digital di satu sisi untuk sementara, Anda dapat mengurangi stres dan beban yang terkait dengan kebutuhan untuk selalu dihidupkan. 

Ini terutama berlaku bagi banyak orang selama pandemi, di mana Anda dengan cepat mengadopsi normal baru dalam cara Anda bertemu orang, memanfaatkan hiburan, melakukan program pendidikan, dan berbelanja.

Liam Geraghty mempertimbangkan untuk melakukan detoksifikasi digital dan melihat bagaimana media sosial memasuki kehidupan kerja Anda. Ada banyak manfaat dan metode melakukan detoks digital.

Bagaimana cara mengetahui bahwa Anda membutuhkan detoks digital? Sebagai langkah pertama, Anda dapat menilai sendiri sejumlah atau tanda peringatan dini, dengan menjawab pertanyaan berikut ini:

1. Telepon

Apakah Anda merasa semakin cemas atau stres jika Anda salah meletakkan ponsel?

2. Frekuensi

Apakah Anda merasa terdorong untuk terus-menerus memeriksa perangkat digital Anda?

3. Emosi

Apakah emosi Anda mengalami pasang surut terus-menerus, dari kegembiraan hingga kecemburuan, setelah menelusuri timeline media sosial?

4. Ketakutan

Apakah rasa takut ketinggalan (FOMO) pada pembaruan di email, media sosial, dan umpan berita berarti Anda telah mengembangkan pola untuk memeriksa perangkat Anda?

5. Blurred lines

Tuntutan kerja telah mengaburkan batasan pekerjaan atau kehidupan, jadi apakah Anda memiliki perasaan yang berkembang bahwa Anda perlu menunjukkan produktivitas pribadi (dan kebutuhan untuk mendapatkan kepercayaan dengan pemberi kerja) setiap saat, siang atau malam?

6. Konsentrasi

Apakah Anda mengalami kesulitan berkonsentrasi dan mengartikulasikan ide atau argumen selama rapat karena meningkatnya kelelahan daring?

Langkah selanjutnya

"Jika Anda menjawab ya untuk beberapa atau semua hal di atas, detoks digital mungkin bisa menjadi solusi untuk Anda," ujarnya seperti dilansir di laman RTE, Rabu (4/8).

Detoksifikasi digital tidak harus melibatkan pemisahan total dari masyarakat, melainkan ada beberapa cara sederhana untuk menjalaninya. Misalnya, Anda dapat memberi tahu keluarga dan teman bahwa Anda akan offline untuk jangka waktu tertentu dan meminta dukungan. 

Pelajari cara baru untuk tetap teralihkan dari perangkat digital, seperti memperlambat waktu untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman dan mempertimbangkan hobi baru. Selain itu, hapus aplikasi media sosial dari ponsel Anda dan hapus pemberitahuan dari semua aplikasi lain di semua perangkat Anda. Pantau kemajuan Anda dan identifikasi manfaat memperkuat atau memperbarui koneksi dunia nyata dengan orang-orang dibandingkan dengan koneksi digital.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement