Rabu 04 Aug 2021 14:05 WIB

PLTS Terapung Disebut Jadi Model Pembangkit EBT Indonesia

Masih banyak proyek strategis yang bisa digarap PLN dalam hal pengembangan EBT.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas memeriksa panel surya terapung di Waduk Cirata. PLTS Terapung Cirata ini disebut bisa jadi model pengembangan EBT bagi daerah-daerah lain di Tanah Air.
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Petugas memeriksa panel surya terapung di Waduk Cirata. PLTS Terapung Cirata ini disebut bisa jadi model pengembangan EBT bagi daerah-daerah lain di Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN berharap PLTS Terapung Cirata, Jawa Barat, menjadi contoh dan model proyek strategis nasional (PSN) pengembangan pembangkit dengan energi baru terbarukan (EBT) Indonesia ke depan.

"Kita berharap dengan PLTS Terapung yang akan dibangun di atas Waduk Cirata Jawa Barat juga akan menjadi model yang juga mirip di daerah-daerah lainnya," ujar Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury saat deklarasi financial close atau pemenuhan pembiayaan Proyek PLTS Terapung Cirata 145 MWac pada Selasa (3/8).

Baca Juga

Kementerian BUMN, ucap Pahala, memberikan apresiasi kepada Kementerian ESDM dan Kementerian PUPR yang sudah mendukung PLN dalam pengembangan EBT. Apresiasi itu juga diberikan atas peningkatan nilai guna infrastruktur sumber daya air yang dalam hal ini dikoordinasikan oleh Kemenko Maritim dan Investasi.

"Kami berharap pembangunan PLTS Terapung Cirata ini akan menjadi salah satu dari beberapa proyek pengembangan pembangkit EBT agar Indonesia segera bisa mencapai bauran EBT sebesar 23 persen di 2025 nanti," ucap Pahala.

Pahala menilai kehadiran PLTS Terapung Cirata juga mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi emisi secara signifikan. Kata Pahala, Indonesia telah memiliki komitmen bisa menurunkan emisi karbon sampai 29 persen pada 2030. 

"Ini kita harus lakukan di saat-saat pengembangan energi dan juga pertumbuhan ekonomi yang diharapkan bisa tumbuh di atas lima persen," ungkap Pahala.

Selain kerja sama secara nasional, lanjut Pahala, proyek PLTS Terapung juga merupakan sebuah kerja sama pendirian perusahaan patungan yang merupakan hasil dari kerja sama antara BUMN di Indonesia yaitu PLN dengan perusahaan Uni Emirate Arab (UEA) yakni Masdar yang merupakan salah satu global leader dalam hal pengembangan EBT di dunia. Pahala menyebut proyek ini akan menjadi fondasi dalam meningkatkan kerja sama antara Indonesia dengan UEA.

"Selain mendukung ketersediaan dan juga pemerataan listrik di Jawa, proyek ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat untuk masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja dan memberikan pembelajaran bagi pengembangan EBT ke depannya," ucap Pahala.

Pahala memandang masih cukup banyak proyek strategis yang bisa dilakukan PLN dalam hal pengembangan EBT, termasuk melakukan dediselisasi atau mengganti pembangkit diesel dengan sumber EBT. Pahala juga berharap PLTS Terapung dapat beroperasi pada November 2022 menyusul telah terpenuhinya seluruh persyaratan mendapatkan pendanaan. 

"Kami berharap implementasinya terus lancar sehingga kita nanti bisa melihat ini salah satu PSN yang bisa diselesaikan sesuai waktunya. Kita berharap PLN dan anak perusahaan beserta Masdar nanti akan bisa memastikan eksekusi proyek ini bisa selancar-lancarnya," kata Pahala menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement