Rabu 04 Aug 2021 08:56 WIB

Survei Ungkap Pelajaran Paling Sulit Saat Sekolah Daring

Transisi pembelajaran jarak jauh selama pandemi telah menjadi tantangan nyata.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Siswa baru SMP Negeri II Surakarta mengikuti kegiatan belajar mengajar hari pertama masuk sekolah secara daring dari rumah di Kerten, Solo, Jawa Tengah, Senin (12/7/2021). Hari pertama masuk sekolah di Kota Solo masih dilakukan secara daring setelah sebelumnya Pemkot Solo menunda pembelajaran tatap muka (PTM) dilaksanakan pada bulan Juli akibat meningkatnya kasus COVID-19.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Siswa baru SMP Negeri II Surakarta mengikuti kegiatan belajar mengajar hari pertama masuk sekolah secara daring dari rumah di Kerten, Solo, Jawa Tengah, Senin (12/7/2021). Hari pertama masuk sekolah di Kota Solo masih dilakukan secara daring setelah sebelumnya Pemkot Solo menunda pembelajaran tatap muka (PTM) dilaksanakan pada bulan Juli akibat meningkatnya kasus COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut survei Kaspersky baru-baru ini, lebih dari separuh anak-anak di kawasan Asia Pasifik (55 persen) yang beralih ke pembelajaran jarak jauh akibat pandemi lebih memilih pendidikan tatap muka. Survei dilakukan oleh Toluna (Online Market Intelligence) ditunjuk oleh Kaspersky.

Survei dan dilakukan pada periode April-Mei 2021. Responden di Asia Pasifik meliputi 517 orang tua dan guru serta 64 anak yang sedang mengikuti pembelajaran online.

Baca Juga

Data Kaspersky menunjukkan mata pelajaran yang paling sulit dipahami oleh anak-anak di kawasan Asia Pasifik selama pembelajaran jarak jauh adalah eksakta dan ilmu alam, matematika (48 persen), kimia (28 persen), fisika (25 persen) dan biologi (25 persen). Tren ini juga hampir sama ditunjukkan pada wilayah lain secara global.

Mayoritas anak-anak di Asia Pasifik tidak menyukai belajar online karena harus menghabiskan banyak waktu di depan layar (74 persen). Masalah teknis yang sering terjadi juga menjadi salah satu faktor kekecewaan (60 persen).

Sebanyak 57 persen siswa juga lebih sulit untuk memahami materi pendidikan pada pembelajaran jarak jauh dibandingkan dengan kelas offline. Lebih dari setengahnya juga mengaku bahwa mereka merindukan aktivitas bermain dan mengobrol dengan teman-teman di sela-sela kelas.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement