Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Falah habib nurrohman

Transportasi Air Perkotaan Sebagai Solusi Distrubusi Barang Yang Mudah Dan Ramah Lingkungan

Politik | Tuesday, 03 Aug 2021, 11:41 WIB
Sebuah Boeing B 747 "Queen of the sky" tua milik Lufthansa ( Maskapai nasional Jerman ) yang dipensiunkan dan akan dimuseumkan di Jerman. Pesawat tua ini diangkut dengan memakai kapal tongkang melewati beberapa sungai yang terdapat di Jerman

Mungkin bagi sebagian dari kita akan asing dengan transportasi air. Benar, di Indonesia masih sangat jarang transportasi air yang aktif untuk mengangkut barang. Hal ini dikarenakan minimnya inovasi di bidang tersebut. Meskipun begitu, beberapa langkah yang nyata terlihat tentang transportasi air adalah dengan adanya Waterway yang dibangun di era Gubernur Sutiyoso ( Gubernur DKI Jakarta periode 1997 - 2007 ). Sayangnya, meskipun prestisius, program tersebut gagal.

Di wilayah lain, transportasi air berhasil membangun ekonomi dari suatu wilayah. Salah satu contohnya adalah pasar terapung yang dapat ditemui di Kalimantan dan Sulawesi. Trasnportasi air di beberapa wilayah juga penting untuk distribusi barang maupun sebagai sarana pergerakan masyarakat.

Namun di Indonesia, masih jarang ditemui transportasi air sebagai sarana angkutan bagi daerah industri besar yang ada di kota besar. Rata - rata industri masih bergantung pada sarana darat untuk mengangkut barang baik barang jadi maupun barang mentah. Padahal, perjalanan darat memakan waktu yang lama, apalagi bila terjadi kemacetan, benar - benar memakan waktu, apabila menggunakan kereta, perlu biaya yang lebih untuk menyewa suatu gerbong. Dan kadang perlu rebutan untuk mendapatkannya. Hal ini berdampak pada keterlambatan distribusi yang berimplikasi pada tingginya harga barang di pasar umum.

Padahal, di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Belanda, dan beberapa negara Uni Eropa mulai meninggalkan transportasi darat sebagai sarana angkutan industri. Ini diakibatkan transportasi darat lebih kecil daya angkutnya, selain itu juga tingginya angka polusi udara akibat banyaknya kendaraan seperti truk dan kereta membuat banyak negara mulai meninggalkannya. Mereka lantas mengubah hal tersebut, menggantinya dengan transportasi air. Beberapa negara Uni Eropa memeperkenalkan sistem yang disebut sebagai NEWS ( Next generation inland waterway and logistic system ) yang sangat inovatif dan modern. Hal ini adalah upaya Uni Eropa melepas ketergantungan untuk memakai BBM dan gas yang rata - rata di ekspor dari Rusia, Azerbaijan, dll.

Inggris juga telah lama memanfaatkan transportasi air untuk industri. Hal ini sudah dimulai sejak era Revolusi industri di abad ke 19. Meskipun hari ini sangat jarang ditemui kapal pengangkut di beberapa sungai di Inggris ( Sebagai contoh Sungai Thames yang mulai mengurangi aktifitasnya di ahkir abad 20 akibat tingginya angka kapal / perahu yang lewat di Sungai Thames ). Namun ini semua menunjukkan betapa kuatnya tekad Inggris untuk melepaskan diri dari transportasi darat yang terbatas di jumlah ( volume angkut ) di masa lalu dan hari ini. Amerika juga melakukan inovasi di bidang ini dan memanfaatkan banyak sungai salah satunya adalah Sungai Hudson yang ada di New York. Meskipun kurang terkenal, namun cukup banyak Waterway di US.

Lalu, apakah di Indonesia perlu dilakukan hal yang sama, jawabannya perlu. Hari ini banyak sekali industri dalam negeri yang grow up dan memberikan kesempatan kerja yang tinggi. Hal ini membuat arus distribusi begitu tinggi. Dengan adanya transportasi air di areal industri tersebut. Perlu adanya sistem ini sebagai sarana angkutan yang mudah dan murah, kenapa murah?. Karena hari ini, sistem transportasi air tidak perlu memakai bahan bakar yang masif. Selain itu terbebas dari beberapa biaya ( semisal biaya parkir, tol, dll ) sehingga lebih murah. Dan kenapa mudah?, karena tidak perlu khawatir terjebak macet dan mengantre untuk giliran gerbong di kereta api. Selain itu, transportasi air lebih ramah lingkungan, karena kapal / perahu akan lebih banyak mengangkut barang sehingga tidak perlu memakai banyak kapal / perahu, membuat efesiensi bahan bakar menjadi hal yang tidak lagi mustahil. Selain itu dengan sekali angkut bisa mengurangi penggunaan truk dan kendaraan lainnya yang biasanya mengangkut barang dengan cara tolak balik ( tidak sekali angkut ) sehingga angka pencemarannya tinggi dan tidak efisien.

Dengan adanya transportasi air sebagai pendukung distribusi. Diharapkan mampu menjadi solusi pembangunan yang murah dan efisien. Indonesia yang notabene merupakan negara yang memilki geografis pegunungan dan sungai sangat cocok untuk mengaplikasikan sistem ini, disisi lain, secara iklim Indonesia terbebas dari ancaman sungai yang beku akibat musim dingin. Karena Indonesia adalah negara yang beiklim tropis. Sehingga kedepannya sistem transportasi air bisa mendukung industri dan mampu memberikan tempat tersendiri bagi para inovator untuk berinovasi serta tentu saja, dapat membuka lapangan pekerjaan yang masif bagi masyarakat pada umumnya.

Falah Habib Nurrohman

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image