Selasa 03 Aug 2021 15:14 WIB

Sydney Lockdown, Qantas Berhentikan Sementara 2.500 Staf

Varian Delta terbaru telah menyebabkan ribuan penerbangan dibatalkan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fuji Pratiwi
Pesawat Qantas. Qantas menyatakan akan memberhentikan sementara 2.500 staf akibat wabah varian Delta yang membuat banyak penerbangan dibatalkan.
Foto: EPA-EFE/CHARLIE BLISS
Pesawat Qantas. Qantas menyatakan akan memberhentikan sementara 2.500 staf akibat wabah varian Delta yang membuat banyak penerbangan dibatalkan.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Qantas mengatakan akan memberhentikan sementara 2.500 staf karena lockdown di Sydney berdampak pada perjalanan udara di seluruh Australia.

Kebijakan pemberhentian sementara yang berlaku untuk pilot, awak, dan pekerja bandara ini akan berlangsung setidaknya selama dua bulan, kata Qantar dilansir di BBC, Selasa (3/8).

Baca Juga

Qantas mengatakan akan membayar staf hingga pertengahan Agustus. Setelah itu mereka dapat mengajukan pembayaran dukungan pemerintah.

Sejak Juni, wabah Covid baru telah memaksa sebagian besar negara bagian Australia untuk memberlakukan kembali pembatasan. Varian Delta yang sangat menular telah memaksa lockdown di beberapa kota dan beberapa penutupan perbatasan negara bagian. 

Situasi paling parah terjadi di Sydney. Ada sekitar 200 infeksi baru setiap hari, meskipun telah dilakukan lockdown sejak 26 Juni. Hampir semua negara bagian telah melarang pelancong dari kota terbesar di Australia itu.

CEO Qantas Alan Joyce mengatakan, wabah Delta terbaru telah menyebabkan ribuan penerbangan dibatalkan. Qantas dan maskapai berbiaya hemat miliknya, Jetstar, telah kehilangan sekitar 60 persen bisnis domestik mereka dari Mei hingga Juli.

Joyce mengatakan, Qantas tidak bisa lagi mempertahankan 2.500 pekerja dalam daftar gajinya. Namun, ia menggambarkannya sebagai tindakan sementara.

"Ini jelas hal terakhir yang ingin kami lakukan," kata Joyce.

Tapi dia menambahkan itu juga sangat berbeda dari tahun lalu, ketika perusahaan memiliki lebih dari 20 ribu karyawan mengundurkan diri. Tahun lalu, Qantas terpaksa memecat sekitar 6.000 staf, sekitar seperlima dari tenaga kerjanya.

Pada bulan Mei, maskapai mengatakan akan melaporkan kerugian tahunan lebih dari 2 miliar dolar Australia, tetapi Qantas berharap bisa rebound di bisnis perjalanan domestik.

Pada hari Selasa, Joyce mengatakan perjalanan domestik dapat kembali ke 50-60 persen dari tingkat normal dengan pembukaan kembali Victoria dan Australia Selatan. Qantas belum dapat melanjutkan rute internasional, kecuali ke Selandia Baru, karena penutupan perbatasan internasional Australia. Maskapai ini sebelumnya mengatakan kehilangan sekitar 2,3 juta dolar Australia dalam seminggu dari divisi internasionalnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement