REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raihan medali emas Olimpiade oleh pasangan ganda putri Indonesia Greysia Polii dan Apriyani Rahayu pada cabang olahraga bulutangkis turut dijadikan sorotan oleh politikus hingga pejabat negara. Menurut pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, kemenangan keduanya dapat menjadi momentum untuk membangun citra positif untuk mereka.
"Momentum kemenangan pasangan ganda putri tersebut di Olimpiade Tokyo itu didompleng atau ditunggangi untuk membangun sebuah pencitraan positif bagi politisi itu,” ujar Ujang saat dihubungi, Selasa (3/8).
Namun, menurutnya, sedikit tak elok jika politikus memanfaatkan raihan Greysia dan Apriyani untuk kepentingan mereka. Apalagi, banyak banner ucapan selamat yang justru menampilkan wajah politikus yang lebih besar ketimbang yang diberi selamat.
"Para politisi tak seharusnya hanya memanfaatkan momentum saat atlet meraih prestasi," ujar Ujang.
Ia berharap, para politikus tak hanya memanfaatkan kemenangan mereka untuk mendompleng citra positif baginya. Namun, perlu ada gerak nyata lewat kebijakan atau bantuan terhadap para atlet yang sudah berjuang.
"Jangan hanya mendompleng ketika mereka berprestasi, membanggakan di tingkat dunia, tetapi ketika mereka sulit juga harus dibantu,” ujar direktur eksekutif Indonesia Political Review itu.
Ganda Putri Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu, akhirnya berhasil menyumbang medali emas bagi Indonesia di Olimpiade 2020 Tokyo. Kepastian ini diperoleh Greysia/Apriyani setelah menekuk ganda putri asal Cina, Chen Qingchen/Jia Yifan, di final Olimpiade Tokyo 2020 dengan skor 21-19, 21-15.
Perebutan emas di sektor ganda putri tersebut digelar pada Senin (2/7), pukul 11.50 WIB, di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang. Greysia/Apriyani mencetak sejarah baru dengan meraih medali emas pertama Olimpiade bagi Indonesia di sektor ganda putri.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
