Selasa 03 Aug 2021 13:05 WIB

Disdik Jatim Kembangkan Alat Terapi untuk Sembuhkan Anosmia

Saat ini, alat terapi dengan bahan herbal itu masih dalam tahap uji coba.

Pasien Covid-19 menjalani perawatan menggunakan tabung oksigen di luar ruang gawat darurat sebuah rumah sakit di Surabaya, Jawa Timur
Foto: Anadolu Agency
Pasien Covid-19 menjalani perawatan menggunakan tabung oksigen di luar ruang gawat darurat sebuah rumah sakit di Surabaya, Jawa Timur

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- UPT Pengembangan Teknis Keterampilan Kejuruan (PTKK) Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur (Jatim) mengembangkan alat terapi penguapan indera penciuman dan perasa bagi pasien Covid-19. Saat ini, alat terapi dengan bahan herbal itu masih dalam tahap uji coba.

Kepala UPT PTKK Dindik Jatim, Wahyu Suryo Herminoko mengatakan, alat terapi penguapan ini dibuat untuk membantu masyarakat terbebas dari gejala Covid-19, yakni anosmia. Alat penguapan ini, kata dia, sebenarnya bisa dibuat sendiri oleh masyarakat dengan cara yang sederhana.

“Kita gunakan modifikasi untuk alat terapi ini. Bahan-bahan kita gunakan rempah-rempah jadi masyarakat yang ingin mencoba membuatnya, bisa dengan direbus di rumah sampai menguap. Uapnya itu yang nanti bisa dihirup perlahan,” kata Wahyu, Selasa (3/8).

Wahyu menjelaskan, repah-rempah yang digunakan adalah daun minyak kayu putih yang dibuang pucuknya, daun sirih temuros, bunga kenanga, daun cengkeh kering, dan jahe yang diambil kulitnya. Semua bahan dicampur ke dalam panci yang berisi air, kemudian tunggu hingga proses penyulingan dan terapi uap untuk selanjutnya bisa dihirup secara perlahan.

“Dengan temuan seperti ini, setidaknya bisa untuk menghilangkan kekhawatiran yang berlebih akan Covid-19 karena gejala awal hilang indra penciuman dan perasa.  Mudah-mudahan ini bisa membantu,” kata dia.

Wahyu menerangkan, terapi penguapan ini bisa dilakukan selama 15 menit dengan jarak 10 sentimeter. Alat terapinya bisa bekerja hingga 5 jam untuk penguapan meski dalam kondisi kompor mati.

Alat terapi yang dikembangkan UPT PTKK Dindik Jatim ini bakal dikembangkan dengan ditambahi kran penguapan yang disesuaikan dengan tinggi badan pengguna. Biaya produksi alat terapi yang mencapai Rp2,5 juta ini dikerjakan selama tiga hari.

“Pernah ada yang bergejala, kemudian mencoba menggunakan alat ini selama satu hari penuh. Awalnya hilang indra penciuman.  Kemudian setelah pakai alat ini, perlahan bisa pulih kembali,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement