Senin 02 Aug 2021 15:25 WIB

Harga Saham BCA Semakin Terjangkau karena Stock Split

Penurunan harga saham BCA diiringi aksi jual saham oleh investor asing.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pejalan kaki melintas di depan gedung Menara BCA di kawasan Bundaran HI, Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Seorang pejalan kaki melintas di depan gedung Menara BCA di kawasan Bundaran HI, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan saham PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengalami penurunan pada perdagangan hari ini, Senin (2/8). Meski sempat dibuka menguat, saham emiten dengan kode BBCA ini tidak bertahan lama berada di zona hijau. 

Harga saham pada pukul 10.12 WIB turun 75 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp 29.775 per saham setelah sempat menguat pada awal perdagangan hingga di atas Rp 30 ribu per saham. Jelang penutupan perdagangan sesi I, saham BBCA mengalami pelemahan dan terus turun hingga koreksi sebesar 1 persen jelang penutupan perdagangan sesi II. Pada hari ini, posisi BBCA berada di level Rp 29.625 per lembar saham. 

Frekuensi perdagangan saham bank swasta terbesar di Indonesia itu tercatat sebanyak 9.047 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,21 juta lembar saham senilai Rp246,05 miliar. Penurunan harga saham BBCA diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp94,57 miliar.

Dibandingkan posisi pada akhir tahun lalu atau year to date, harga saham BBCA tercatat menurun 12,04 persen (ytd). 

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Okie Ardiastama, mengatakan pergerakan saham BBCA ini salah satunya dipengaruhi oleh rencana aksi korporasi perseroan. "Penurunan saat ini terkait dengan keputusan manajemen terhadap aksi korporasi stock split," kata Okie, Senin (2/8). 

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa, BBCA akan melakukan stock split dengan rasio 1:5. Aksi korporasi ini akan membuat jumlah saham BBCA naik dari 24,65 miliar saham menjadi 123,27 miliar saham. Sedangkan nilai nominal saham berubah dari Rp62,5 per saham menjadi Rp12,5 per saham. 

Analis Panin Sekuritas, William Hartanto, mengatakan rencana stock split pada dasarnya akan membuat saham BBCA semakin menarik di mata investor. Menurutnya, aksi jual yang akhir-akhir ini terjadi sebagai strategi investor agar bisa membeli BBCA dengan harga yang lebih terjangkau. 

"Ada kemungkinan net sell ini dilakukan supaya setelah BBCA stock split nanti merek bisa beli lagi di nominal harga yang lebih kecil," kata William. 

William melihat aksi korporasi justru akan menjadi momentum bagi investor untuk mengoleksi saham BBCA. Dengan stock split ini, William menilai, permintaan terhadap saham BBCA akan meningkat. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement