Senin 02 Aug 2021 05:27 WIB

Merapi Ratusan Kali Luncurkan Lava Pijar Sepekan Terakhir

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa erupsi efusif. 

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ratna Puspita
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi berupa guguran lava pijar masih cukup tinggi. Selama periode 23-29 Juli 2021, selain empat guguran awan panas dengan jarak luncur 2.500 meter, Gunung Merapi juga luncurkan 179 guguran lava pijar. (Foto: Gunung Merapi )
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi berupa guguran lava pijar masih cukup tinggi. Selama periode 23-29 Juli 2021, selain empat guguran awan panas dengan jarak luncur 2.500 meter, Gunung Merapi juga luncurkan 179 guguran lava pijar. (Foto: Gunung Merapi )

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi berupa guguran lava pijar masih cukup tinggi. Selama periode 23-29 Juli 2021, selain empat guguran awan panas dengan jarak luncur 2.500 meter, Gunung Merapi juga luncurkan 179 guguran lava pijar.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, cuaca di sekitar Merapi cerah pagi dan malam serta siang dan sore berkabut. Asap berwarna putih, ketebalan tipis-tebal, tekanan lemah dan tinggi 150 meter teramati dari Pos PGM Babadan 29 Juli 2021. 

Baca Juga

"Guguran lava teramati 29 kali ke tenggara dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter, 145 kali ke barat daya maksimal 2.000 meter, empat kali ke barat maksimal 800 meter dan satu kali ke barat laut maksimal 500 meter," kata Hanik, Sabtu (31/7).

Guguran yang teramati di sisi barat berasal dari material Lava 1992 dan 1998. Demikian juga guguran ke barat laut yang berasal dari material Lava 1948. Volume kubah barat daya 1.878.000 meter kubik dan kubah tengah 2.817.000 meter kubik. 

Analisis morfologi dari Stasiun Kamera Deles5 tidak ada perubahan signifikan di tinggi kubah tengah. Dari Stasiun Tunggularum dan Ngepos ada perubahan morfologi di kubah barat daya dan dari Stasiun Kamera Babadan2 ada perubahan di Lava 1998.

Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Pekan ini terjadi 468 gempa vulkanik dangkal, tiga gempa low frekuensi, 1.520 kali gempa fase banyak, 1.048 kali gempa guguran, 146 kali gempa hembusan dan 10 kali gempa tektonik.

"Kesimpulan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga," ujar Hanik.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor tenggara–barat daya sejauh maksimal tiga kilometer ke arah Sungai Woro. Serta, lima kilometer ke Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih.

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak. Karenanya, BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Masyarakat juga diminta mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga masih direkomendasikan untuk dihentikan.

BPPTKG turut merekomendasikan agar pelaku-pelaku usaha wisata sekitar untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Serta, di daerah-daerah bukaan kawah sejauh lima kilometer dari puncak Gunung Merapi. 

"Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," kata Hanik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement