Senin 02 Aug 2021 04:30 WIB

Penggunaan Robot Anjing oleh Polisi AS Tuai Kontroversi

Penggunaan robot di penampungan tunawisma dinilai tidak manusiawi.

Tangkapan layar robot Spot yang berpartoli di Singapura.
Foto: Boston Dynamics via mashable
Tangkapan layar robot Spot yang berpartoli di Singapura.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika Anda seorang tunawisma dan mencari tempat berlindung sementara di ibu kota negara bagian Hawaii, di Amerika Serikat (AS), jangan kaget bila Anda dikunjungi oleh robot anjing milik polisi. Robot ini akan memindai mata untuk memastikan Anda tidak demam.

Bagi kepolisian Honolulu, memindai mata hanyalah salah satu kegunaan Spot. Spot adalah robot komersial baru yang bisa berlari dengan kelincahan seperti hewan sungguhan.

Baca Juga

Di Honolulu, departemen kepolisian menghabiskan uang bantuan pandemi dari pemerintah federal senilai 150.000 dolar AS atau lebih dari 2 miliar rupiah untuk membeli robot Spot dari perusahaan robotika Boston Dynamics. Robot itu kemudian dipakai untuk membantu patroli di wilayah penuh tenda kaum tunawisma yang dikelola pemerintah di dekat sebuah bandara.

Penggunaan robot oleh polisi Honolulu di penampungan tunawisma dinilai tidak manusiawi dan rawan bersifat invasif.

 

Robot anjing dinilai tidak manusiawi

 

Pengamat masalah privasi memperingatkan, polisi diam-diam membeli robot-robot ini tanpa menetapkan pedoman penggunaan yang aman dari rawannya penggunaan yang bersifat agresif, invasif, atau tidak manusiawi.

"Hanya karena orang-orang ini tidak punya rumah, (polisi) mengangap OK untuk melakukan itu," kata Jongwook Kim, direktur hukum di lembaga sipil, American Civil Liberties Union of Hawaii.

"Padahal nanti setelah pandemi berakhir, (robot) ini akan dipakai lagi untuk hal lain," ucap dia.

Penjabat kepolisian setempat, Letnan Joseph O'Neal membela keputusan penggunaan robot ini dalam sebuah demonstrasi di hadapan media awal tahun ini. Dia mengatakan robot ini melindungi petugas, staf tempat penampungan, dan para penghuni tenda dengan memindai suhu tubuh mereka di antara waktu makan di tempat penampungan untuk uji COVID-19 dan karantina bagi para tunawisma. 

Robot ini juga digunakan untuk bisa melakukan wawancara jarak jauh kepada orang-orang yang telah dites positif. "Kami tidak ke sana begitu saja dan memindai orang dengan sewenang-wenang," kata O'Neal.

Penggunaan robot semacam itu oleh polisi di Amerika Serikat masih jarang dan sebagian besar belum teruji. Di samping itu, publik juga tidak selalu menerimanya dengan baik.

 

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement