Ahad 01 Aug 2021 12:19 WIB

Ginting Punya Rekor Bagus Lawan Chen Long, Ini Kata Pelatih

'Meski punya rekor bagus melawan Chen, itu bukan jaminan apa-apa.'

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Ratna Puspita
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting (kanan) memeluk pelatihnya Hendry Saputra seusai mengalahkan tunggal putra Denmark Anders Antonsen dalam perempatfinal Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Sabtu (31/7/2021). Anthony Sinisuka Ginting berhasil lolos ke semifinal setelah menang 21-18, 15-21, dan 21-18.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting (kanan) memeluk pelatihnya Hendry Saputra seusai mengalahkan tunggal putra Denmark Anders Antonsen dalam perempatfinal Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Sabtu (31/7/2021). Anthony Sinisuka Ginting berhasil lolos ke semifinal setelah menang 21-18, 15-21, dan 21-18.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Anthony Ginting menjadi semifinalis pertama Indonesia di nomor tunggal putra turnamen bulu tangkis sejak 2004 setelah mengalahkan Anders Antonsen dari Denmark dalam pertandingan yang menegangkan (21-18. 15-18, 21-18). Ginting kini selangkah lebih dekat menyamai prestasi Taufik Hidayat di Olimpiade 2004. 

Namun, dia harus mengalahkan Chen Long dari China pada semifinal hari ini. Chen Long adalah peraih medali emas Olimpiade Rio 2016. Chen Long berhasil mengalahkan Chou Tien-Chen dari China Taipei 21-14, 9-21, 21-14 di semifinal lainnya. 

Baca Juga

Menilik rekor sebelumnya, Ginting unggul atas Chen Long dengan rekor head-to-head 8-6. Terakhir kali keduanya bertemu adalah di BWF World Tour Finals pada 2019, dengan Ginting menang 21-15, 21-15. 

"Meski punya rekor bagus melawan Chen, itu bukan jaminan apa-apa. Kami perlu mempelajari permainan Chen dan menentukan strategi untuk melawannya," kata pelatih tunggal putra, Hendry Saputra Ho, dikutip dari NOC Indonesia, Ahad (1/8).

Sementara Ginting mengaku hanya mencoba untuk fokus satu pertandingan pada satu waktu. Setiap pemain menginginkan hasil terbaik di Olimpiade. Namun, kata dia, ini semua tentang mengelola ekspektasi supaya tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah. 

"Saya hanya ingin menikmati setiap pertandingan," kata Ginting usai pertandingan. 

Usai memenangi game pembuka melawan Antonsen, Ginting terpaksa melakukan rubber game penentuan oleh Antonsen. Tertinggal 9-11 pada satu tahap, Ginting tetap tenang dan membalikkan defisit menjadi keunggulan 15-14 sebelum menutup pertandingan dengan 21-18. 

Ginting mengatakan pertandingan mealawan Antonsen sangat ketat. "Saya mencoba mengambil inisiatif dengan menyerang di set ketiga. Di saat-saat kritis itu, saya hanya fokus menyerang," jelas Ginting.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement