Ahad 01 Aug 2021 07:07 WIB

RI Gandeng Universitas Nottingham kembangkan Mobil Listrik

Kerja sama dengan Universitas Nottingham sudah dimulai sejak 6 Mei 2021.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Mobil listrik (ilustrasi)
Foto: slate.com
Mobil listrik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menggandeng perguruan tinggi negeri asal Inggris yakni Nottingham University dalam rangka percepatan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Kerja sama tersebut sudah dimulai sejak 6 Mei 2021 oleh Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) yang merupakan salah satu perguruan tinggi di bawah pengelolaan Badan Pengembangan SDM Perhubungan (BPSDMP).

"Hal ini perlu dilakukan dalam upaya kita melakukan percepatan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam Webinar Kendaraan Listrik Yang Lebih Aman, Jumat (30/7). 

Budi mengatakan, menindaklanjuti terbitnya Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Program Percepatan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai, Kemenhub Bersama Nottingham University telah mengadakan Focus Group Disscusion (FGD) tentang kendaraan listrik yang lebih aman. Dari FGD tersebut, kata Budi, telah dihasilkan policy brief mengenai kendaraan listrik yang meliputi pentingnya komponen baterai, sistem dan standar pengisian baterai. 

"Begitu juga dengan persyaratan teknis dan laik jalan, peraturan, kompetensi pemeriksa, daur ulang baterai atau sistem pengelolaan limbah, dan penanganan dan mitigasi kecelakaan kendaraan listrik," ungkap Budi. 

Menhub menjelaskan, pengembangan kendaraan listrik harus dilakukan dengan pertimbangan yang cermat dan rinci. Hal tersebuy dilakukan dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.

“Hal ini penting karena masih ada beberapa komponen dan sistem pada kendaraan listrik berpotensi menimbulkan risiko kebakaran dan kecelakaan. Dalam pengembangan kendaraan listrik, aspek keselamatan, efisien, dan ramah lingkungan perlu diperhatikan,” jelas Budi. 

Budi memastikan juga akan terus mendorong kerja sama yang baik antar pihak. Khususnya dari industri, lembaga penelitian, masyarakat, dan juga pemerintah dalam upaya percepatan implementasi kendaraan listrik di Indonesia.

Sementara itu, Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia Rob Fenn menilai kendaraan listrik yang rendah karbon akan berdampak langsung kepada kesehatan dan keselamatan publik. "Saya senang Inggris bermitra dengan Indonesia untuk mempercepat penyelenggaraan kendaraan listrik," kata Rob. 

Terlebih, Rob menilai Indonesia juga memiliki beberapa cadangan nikel terbesar di dunia. Hal tersebut menurutnya dapat dimanfaatkan karena pentingnya nikel untuk baterai yang digunakan dalam operasional kendaraan listrik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement