Ahad 01 Aug 2021 06:24 WIB

Serial Sekuel Kingdom Soroti Keserakahan Politik

Sekuel 'Kingdom' dirilis pekan lalu dengan durasi 92 menit.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Kingdom: Ashin of The North.
Foto: Youtube
Kingdom: Ashin of The North.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Penulis skenario serial “Kingdom” Kim Eun-hee mengatakan sekuel zombie populer yang berbasis di Korea abad pertengahan itu bermuara pada politik. “Kingdom: Ashin of the North”, yang dirilis pekan lalu adalah prekuel 92 menit dari "Kingdom" (2019).

Proyek baru ini terungkap melalui seorang pejuang wanita bernama Ashin (Jun Ji-hyun), sosok paling paham dengan rahasia tanaman kebangkitan, yang memicu wabah misterius yang mengubah orang menjadi zombie di Dinasti Joseon (1392-1910).

Baca Juga

Dengan menempatkan Jun Ji-hyun sebagai seorang tokoh marjinal dalam masyarakat hierarkis dan didominasi laki-laki di tengah cerita “Kingdom”, Kim Eun-hee mendorong pemirsa untuk mengajukan pertanyaan tentang identitas, status, politik, dan konsekuensi dari keserakahan.

“Ini tentang apa itu politik. Politik yang cacat menciptakan kebencian, dan akan ada konsekuensi dari mendapatkan tanaman yang menghidupkan orang mati," kata Kim Eun-hee dalam wawancara dari beberapa waktu lalu dilansir Yonhap News, Ahad (1/8).

Jika kita masuk lebih dalam dan dalam lagi, Kim Eun-hee mengatakan tragedi wabah misterius itu semuanya bermuara pada politik. “Rasa sakit yang datang dari politik, harga yang harus kita bayar untuk rasa sakit, itu adalah pesan serial,” ujar dia.

Untuk menyampaikan pesan itu dengan lebih baik, Kim Eun-hee sengaja memilih Ashin, seseorang dengan kisah pribadi yang tragis dan latar belakang sosial pinggiran, sebagai tokoh sentral plot, yang akan menjadi batu loncatan untuk musim ketiga. Dia ingin mencoba berbicara tentang sentimen han, dengan harapan orang-orang dari kelas sosial yang lebih luas, atau mereka yang didominasi itu bisa memimpin musim ketiga. Mengacu pada istilah Korea, han berarti sangat dalam tertanam perasaan sedih, marah, dan dendam.

"Kelas terendah adalah korban terbesar dari politik yang salah. Saya pikir saya bisa menunjukkan rasa sakit mereka, dan melalui rasa sakit itu dengan lebih jelas menyampaikan makna apa itu politik,” kata Kim Eun-hee.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement