Sabtu 31 Jul 2021 18:53 WIB

Panglima TNI Cek Penanganan Covid-19 di Malang

Hadi meminta salah satu personel untuk mempraktikkan penggunaan aplikasi Si Lacak.

Panglima TNI Cek Penanganan Covid-19 di Malang. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Foto: Dok Puspen TNI
Panglima TNI Cek Penanganan Covid-19 di Malang. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto melakukan pengecekan langkah penanganan pandemi COVID-19 pada sejumlah titik wilayah di Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Panglima TNI melakukan pengecekan langsung penggunaan aplikasi Si Lacak (tracer digital) buatan Kementerian Kesehatan yang digunakan untuk mencatat penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19 di masing-masing wilayah. "Harus update pada aplikasi Si Lacak agar kita bisa monitor di Jakarta, apa yang dilakukan di sini," kata Hadi didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Ganip Warsito di Kabupaten Malang, Sabtu (31/7).

Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI melakukan pengecekan langsung cara operasional aplikasi Si Lacak yang disampaikan Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Babinpotdirga, yang bertugas di wilayah Malang Raya.

Hadi meminta salah satu personel untuk mempraktikkan penggunaan aplikasi Si Lacak. Personel yang ditunjuk melakukan input data pada aplikasi Si Lacak, dengan salah satu data pasien konfirmasi positif COVID-19.

 

Usai input data dilakukan, Hadi mengatakan bahwa pelaporan kasus konfirmasi positif COVID-19 harus terus dilakukanagar tenaga kesehatan bisa segera mengambil tindakan penanganan, termasuk pelacakan kontak erat.

Ia menambahkan pada saat ditemukan satu kasus konfirmasi positif COVID-19, maka tim tracer harus melakukan pelacakan kontak erat. Para kontak erat tersebutharus menjalani tes usap berbasis antigen.

Aplikasi Si Lacak merupakan program penguatan pelacakan dalam menangani pandemi COVID-19dan telah dilaksanakan di 51 kabupaten/kota di 10 provinsi. Si Lacak melibatkan relawan lapangan termasuk para Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Babinpotdirga.

Hadi menjelaskanuntuk pasien konfirmasi positif COVID-19 tanpa gejalaakan menjalani masa isolasi selama sepuluh hari. Usai menjalani masa isolasi, pasien kembali menjalani tes usap antigen.

"Keputusan ada di bidan desaatau kepala puskesmas, kita mendampingi. Kontak erat juga dimasukkan kedalam Si Lacak," katanya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Ardimulyo, Kecamatan Singosari, Sri Ratna Murti menambahkanpihaknya telah menyiapkan tenaga pelacak yang terdiri atas perangkat desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.

Tim pelacak, lanjutnya, akan melakukan input data pada aplikasi Si Lacakpada saat ada pasien konfirmasi positif COVID-19. Selain itu, tim yang terdiri atas lima orang di tiap desa tersebutakan melakukan pelacakan kontak erat pasien konfirmasi positif COVID-19.

"Mereka melakukan tracing kontak erat, misalnya dari keluarga yang positif ada lima, maka kami tes. Minimal lima. Itu yang sudah kita lakukan," katanya.

Ia menambahkan cakupan kerja Puskesmas Ardimulyo sejak terjadi pandemi COVID-19 tercatat ada sebanyak 299 warga terkonfirmasi positif COVID-19. Dari total itu, 201 orang sembuh, 21 orang meninggal dunia, dan 77 orang menjalaniperawatan.

"Untuk penderita positif, masih tinggi. Tidak bisa memprediksi kapan turun. Sejauh ini total sejak awal pandemi ada 299 kasus konfirmasi," katanya.

Tercatat, hingga saat inidi Kabupaten Malang ada sebanyak 9.539 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, sebanyak 5.937 orang sembuh, 415 orang meninggal dunia, dan sisanya dalam perawatan.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement