Jumat 30 Jul 2021 23:43 WIB

Vietnam Desak RS Swasta Layani Pasien Covid-19

Vietnam desak RS Swasta layani perawatan pasien Covid-19 secara lengkap.

Vietnam desak RS Swasta layani perawatan pasien Covid-19 secara lengkap.
Foto: EPA-EFE/LUONG THAI LINH
Vietnam desak RS Swasta layani perawatan pasien Covid-19 secara lengkap.

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Kementerian Kesehatan Vietnam pada Kamis (29/7) mendesak rumah sakit swasta untuk ikut merawat pasien COVID-19. Negara di Asia Tenggara itu tengah berjuang melawan kenaikan kasus infeksi yang dipicu varian Delta yang sangat menular.

Setelah sukses menahan laju sebaran virus cukup lama selama pandemi, Vietnam menghadapi rekor kenaikan infeksi harian sejak terjadi lonjakan kasus pada akhir April. Vietnam melaporkan 133.000 kasus selama pandemi, 85 persen di antaranya tercatat selama lebih dari sebulan terakhir.

Baca Juga

"Varian Delta menghancurkan semua capaian anti pandemi," kata Menteri Kesehatan Nguyen Thanh Long dalam sidang kabinet pada Jumat, dilansir dari reuters, Jumat (30/7).

Fasilitas kesehatan swasta harus menyediakan tempat tidur, peralatan, dan petugas untuk merawat pasien COVID-19 saat diminta pihak berwenang, kata kementerian dalam pernyataan terpisah. Vietnam telah mempertahankan kebijakan yang mengharuskan warga terkonfirmasi positif COVID-19 dirawat di rumah sakit pemerintah.

Namun karena jumlah kasus meningkat cepat dan keterisian rumah sakit bertambah, orang-orang dalam golongan kasus tanpa gejala di episentrum wabah Ho Chi Minh City diizinkan untuk mengisolasi diri di rumah. Dalam kunjungannya ke kota itu pada Jumat, Presiden Nguyen Xuan Phuc mendesak otoritas untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi.

Vietnam berpenduduk 98 juta jiwa. Negara itu sejauh ini telah memberikan 5,5 juta dosis vaksin COVID-19, namun baru sekitar 550.000 orang yang telah divaksin lengkap. Otoritas akan menanggung kesalahan jika vaksinasi tetap melambat, kata Phuc kepada para petinggi kota.

"Kita berusaha memadamkan api, bukan cuma mencegah orang agar tidak terbakar," kata dia.

Penyebaran infeksi yang cepat telah mendorong diterapkannya pembatasan pergerakan orang di hampir sepertiga wilayah negara itu. Hanoi dan Ho Chi Minh City kini berada di bawah penguncian. Di 17 provinsi bagian selatan, pembatasan juga diberlakukan.

Puluhan bangsal sementara untuk perawatan pasien telah dipasang di sejumlah pabrik dan perkebunan yang dialihfungsikan. Vietnam melaporkan 1.022 kematian akibat COVID-19 selama pandemi, meskipun angka sebenarnya diperkirakan sedikit lebih tinggi.

Mengutip data pusat pengendalian penyakit Ho Chi Minh City, surat kabar pemerintah Tien Phong pada Kamis mengatakan, jumlah kematian di kota itu mencapai 1.057 jiwa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement