Jumat 30 Jul 2021 17:35 WIB

Menkes Ungkap Masih Sulit Buat Masyarakat Taat Prokes

Perlu dilakukan rekayasa sosial untuk mengatasi sulitanya masyarakat terapkan prokes.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agus Yulianto
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Foto: Republika/Abdan Syakura
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu hal yang paling sulit dilakukan dalam penanganan Covid-19 adalah tertib protokol kesehatan. Untuk tertib protokol kesehatan yang baik, harus juga melibatkan ahli-ahli sosial.

"Terus terang, kita belum berhasil menemukan model yang pas, karena buat saya sendiri, nggak mungkinlah kita bisa melibatkan ini sendiri tanpa melibatkan seluruh rakyat," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam Sosialisasi Rekomendasi Guru Besar FK Unair untuk Percepatan Penanganan Covid-19, Jumat (30/7).

Menurutnya, perlu ada model yang bisa mendidik masyarakat untuk selalu menaati protokol kesehatan. Perlu ada penekanan di masyarakat bahwa Covid-19 adalah sesuatu yang nyata dan bisa menyerang siapa saja.

Jangan sampai, lanjut Budi, energi masyarakat dihabiskan dengan berbicara hal-hal negatif dan tidak benar. "Kita saling menyalahkan, tuding-tudingan, menyebar di sosmed sehingga kita kehilangan esensi bahwa sebenarnya masalah ini harus diselesaikan bersama-sama," kata dia lagi.

Budi mengatakan, dirinya sempat pergi ke Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Saat turun langsung ke masyarakat, Budi melihat, masih banyak ketidakpercayaan terhadap adanya pandemi Covid-19. Ia menegaskan, perlu dilakukan rekayasa sosial untuk mengatasi hal ini.

"Penyakit ini, untuk mengatasinya perlu pendekatan sosial, perlu keterlibatan seluruh rakyat. Itu bisa dibangun," kata Budi menegaskan.

Budi berpendapat, saat ini narasi-narasi di publik yang banyak terjadi lebih pada hal yang kontradiktif dan argumentatif. Ia pun menyayangkan jika energi bangsa Indonesia habis dipakai untuk hal-hal yang bersifat negatif.

"Harusnya kita bisa menyatukan energi positif bangsa ini, melakukan sesuatu bersama-sama secara positif," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement