Jumat 30 Jul 2021 16:39 WIB

Perampok Diduga Bawa Senpi Beraksi di Tasikmalaya

Kejadian itu bermula ketika ada tamu mengetuk pintu rumahnya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Muhammad Fakhruddin
Tim Inafis Polres Tasikmalaya Kota melakukan identifikasi TKP perampokan di Kelurahan Sukarindik, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Jumat (30/7).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Tim Inafis Polres Tasikmalaya Kota melakukan identifikasi TKP perampokan di Kelurahan Sukarindik, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Jumat (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Seorang warga Kota Tasikmalaya menjadi korban pencurian dengan kekerasan di rumahnya pada Jumat (30/7). Sejumlah barang elektronik dan uang tunai milik korban dibawa kabur oleh kawanan perampok yang diduga berjumlah dua orang itu. 

Kaur Bin Ops (KBO) Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Tasikmalaya Kota, Iptu Ridwan Budiarta mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi terjadinya aksi pencurian dengan kekerasan di Kampung Cihurip, Kelurahan Sukarindik, Kota Tasikmalaya. Peristiwa itu terjadi di salah satu rumah warga pada sekitar pukul 11.30 WIB. 

"Ketika itu korban berada di rumah sendirian. Tiba-tiba pelaku dua orang, mendobrak pintu rumah, kemudian menakut-nakuti korban, seolah-olah korban merupakan DPO atau buronan," kata dia di lokasi kejadian, Jumat sore.

Menurut dia, korban telah menunjukkan kartu identitas miliknya, membuktikan dirinya bukan orang yang dimaksud para pelaku. Namun, korban justru dibawa ke kamar mandi dan disekap. Korban juga ditakut-takuti oleh pelaku, yang menunjukkan barang mirip senjata api (senpi).

Ketika korban disekap di kamar mandi, salah satu pelaku memeriksa kamar-kamar di rumah itu. Pelaku kemudian mengambil sejumlah barang berharga milik korban.

"Korban disekap di kamar mandi. Korban mengaku sempat diperlihatkan tas berisi sejenis senjata, tapi kita tak bisa menyimpulkan saat ini," kata dia.

Berdasarkan pengakuan korban, barang yang dibawa kabur oleh pelaku adalah ponsel, laptop, dan uang tunai sekitar Rp 170 ribu yang ada di dalam dompet. Setelah mengambil barang-barang milik korban, pelaku kemudian melarikan diri.

"Sementara pelaku dua orang. Kita masih melakukan penyelidikan. Mudah-mudahan cepat teridentifikasi," ujar Ridwan.

Korban yang berinisial FA (18 tahun) menjelaskan, kronologi awal kejadian itu bermula ketika ada tamu mengetuk pintu rumahnya. Korban saat itu sedang berada di dalam kamarnya. Karena merasa tak kenal dengan tamu, korban tak membuka pintu rumah. 

Namun, pelaku mendobrak pintu rumah dengan paksa. Korban langsung dituduh merupakan buronan kasus narkoba bernama Imron.

"Dia tidak ngomong dari polisi, hanya bilang mencari buronan kasus narkoba bernama Imron," ujar korban.

Setelah itu, salah seorang pelaku lainnya meminta korban membuktikan dirinya bukan buronan yang dimaksud. Korban sempat menunjukkan KTP miliknya. Namun, pelaku justru membawanya ke kamar mandi.

"Saya ditahan di kamar mandi. Yang satu pegang pistol di pintu, yang satu acak-acak semya rumah saya," kata dia.

Usai mengacak-acak kamar, sambil menodongkan pistol, pelaku meminta korban tak pergi ke mana-mana. Kemudian, pelaku langsung keluar rumah. Korban mencoba ikut keluar, tapi dua pelaku tersebut sudah kabur.

Ketika itu, kondisi rumahnya sudah berantakan. Korban berinisial FA itu mengaku kehilangan ponsel, laptop, dan uang tunai senilai Rp 175 ribu. 

"Setelah itu saya bilang ke tetangga. Baru polisi datang kemudian," kata dia.

Korban mengaku tak kenal dengan dua pelaku perampokan tersebut. Ia juga tak paham dari mana para pelaku datang. Namun, berdasarkan keterangan tetangganya, sebelum kejadian, dua pelaku itu sudah bolak-balik rumah korban mengendarai sepeda motor.

Sementara itu, ibu korban yang berinisial IS (46) mengaku, sedang keluar rumah bersama suaminya saat kejadian. Namun, ketika pulang rumahnya sudah berantakan.

Menurut dia, peristiwa itu baru kali pertama terjadi di rumahnya. Sejak 2005 tinggal di rumah itu, ia merasa tak pernah ada kejadian kriminal di lingkungannya tersebut. 

"Mudah-mudahan cepat ketemu pelakunya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement