Jumat 30 Jul 2021 16:35 WIB

Pusat Wastra Nusantara Diharapkan Dongkrak Eksistensi Batik

Pusat Wastra Nusantara (PWN) diresmikan secara virtual, Jumat (30/7).

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nora Azizah
Kementerian Koperasi dan UKM bersama Bank Indonesia serta Smesco resmi meluncurkan Pusat Wastra Nusantara (PWN).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Kementerian Koperasi dan UKM bersama Bank Indonesia serta Smesco resmi meluncurkan Pusat Wastra Nusantara (PWN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan UKM bersama Bank Indonesia serta Smesco resmi meluncurkan Pusat Wastra Nusantara (PWN). Berdirinya PWN diharapkan membuat produk kerajinan kain khas tradisional Indonesia semakin eksis dan mampu bersaing di pasar global.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengatakan, salah satu primadona dari produk wastra Nusantara yakni batik dan tenun bahkan telah dikenal di berbagai belahan dunia. Namun, seiring dampak dari pandemi Covid-19, membuat adanya disrupsi digital sehingga produk-produk khas Indonesia harus mengikuti tren agar tetap eksis.

Baca Juga

"Untuk itu, Pusat Wastra Nusantara kami harap tidak hanya menjadi galeri dan pameran saja tapi menjadi role model dan pembelajaran bagaimana membangun wastra Nusantara agar memiliki daya saing," kata Teten dalam Peluncuran PWN secara virtual, Jumat (30/7).

Lebih lanjut, Teten, mengatakan, tentu hal itu harus didukung dengan ketersediaan akses pasar serta sistem pembayaran digital. Karena itu, pemerintah bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk mendukung pengembangan sistem pembayaran digital untuk produk-produk wastra khas Indonesia.

 

"Kita ingin berkolaborasi dengan BI untuk mendorong UMKM kita menjadi bagian dari rantai pasok industri nasional dan global serta nantinya mampu mendorong ekspor nasional yang saat ini masih kontribusinya masih 14 persen," ujarnya.

Pihaknya pun berharap agar PWN yang berpusat di Gedung Smesco bisa terkoneksi dengan PWN di setiap daerah. Melakukan link and match dengan pihak agregator serta melakukan promosi wastra ke pasar global.

Deputi Gubernur BI, Doni Primanto Joewono, mengatakan, sektor UMKM saat ini menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, BI terjun langsung untuk mendukung adanya ekosistem pembayaran digital yang mendukung bisnis UMKM di Indonesia.

Seperti diketahui BI telah mengeluarkan teknologi pembayaran digital melalui QR Code Indonesian Standard (QRIS) yang akan mendukung kemudahan pembayaran secara digital. Hingga pekan ketiga Juli, Doni menuturkan telah terdapat 8,1 juta merchant pengguna QRIS dan 86 persen di antaranya merupakan pelaku UMKM.

"Kami harapkan PWN menjadi hole off inspiration yang berkualitas premium dan memiliki nilai kebudayaan luhur yang nantinya ini kita harap menjadi benchmark," ujar dia.

Doni mengatakan, BI menargetkan pada 2024 sedikitnya 30 juta pelaku UMKM sudah masuk ke sistem digital. Sejauh ini, bisnis UMKM dinilai cukup progresif. Hal itu juga ditunjukan dari kredit perbankan sektor UMKM yang masih tumbuh positif 2,35 persen disaat sektor-sektor lainnya negatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement