Jumat 30 Jul 2021 16:25 WIB

31 Penumpang Pelabuhan Baubau Bawa Dokumen Kesehatan Palsu

Dokumen palsu tersebut berupa surat keterangan vaksin dan hasil rapid antigen.

31 Penumpang Pelabuhan Baubau Bawa Dokumen Kesehatan Palsu. Antrean penumpang menaiki kapal cepat tujuan Kota Baubau memadati Pelabuhan Nusantara Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Ahad (16/5/2021). Jumlah penumpang melalui Pelabuhan Nusantara dan Pelabuhan Rakyat Kendari berdasarkan data pihak kepolisian setempat hampir mencapai 2 ribu orang penumpang per hari dalam dua hari terakhir usai libur Idul Fitri 2021 dan bagi penumpang diwajibkan membawa surat bebas COVID-19 dari pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan Kendari.
Foto: Antara/Jojon
31 Penumpang Pelabuhan Baubau Bawa Dokumen Kesehatan Palsu. Antrean penumpang menaiki kapal cepat tujuan Kota Baubau memadati Pelabuhan Nusantara Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Ahad (16/5/2021). Jumlah penumpang melalui Pelabuhan Nusantara dan Pelabuhan Rakyat Kendari berdasarkan data pihak kepolisian setempat hampir mencapai 2 ribu orang penumpang per hari dalam dua hari terakhir usai libur Idul Fitri 2021 dan bagi penumpang diwajibkan membawa surat bebas COVID-19 dari pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan Kendari.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Petugas Kantor Kesatuan Pelabuhan Kendari di Wilayah Kota Baubau memastikan ada 31 penumpang kapal Pelni KM Dobonsolo yang tiba di Pelabuhan Murhum Baubau membawa dokumen kesehatan diduga palsu.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Baubau, Lukman, mengungkapkan dokumen kesehatan yang dikantongi para penumpang dari Pelabuhan Sorong, Jayapura dan Ambon itu berupa surat keterangan vaksin dan keterangan hasil rapid antigen diduga palsu. "Mereka belum vaksin dan rapid antigennya tidak tercatat," kata Lukman melalui Whatsapp, Jumat (30/7).

Baca Juga

Ia menambahkan para penumpang itu, antara lain dengan tujuan Kota Baubau, Kabupaten Buton, Buton Tengah, Buton Selatan, Muna, dan Kota Kendari. Saat ini, petugas KKP bersama Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencurigai dokumen itu palsu setelah memvalidasi satu persatu dokumen kesehatan dari ratusan penumpang yang turun.

Direktur BLUD RSUD Baubau ini mengungkapkan berdasarkan keterangan, para penumpang mendapatkan dokumen kesehatan yang diduga palsu itu dari seseorang dengan membayar Rp 500 ribu-Rp 700 ribu per dokumen. Namun, ada beberapa penumpang mengakui jumlah uang itu sudah termasuk dengan tiket kapal.

Temuan itu selanjutnya akan didalami kepolisian. "Permasalahan ini akan didalami petugas kepolisian karena sudah diambil datanya oleh petugas KKP dan kepolisian untuk ditindaklanjuti," katanya.

Sambil menunggu hasil pendalaman atas temuan itu, Tim Satgas Covid-19 Baubau tidak menahan 31 penumpang tersebut. Mereka tidak ditahan dengan syarat apabila mereka sudah sampai di tempat tujuan harus melakukan isolasi mandiri selama tiga hari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement