Jumat 30 Jul 2021 14:25 WIB

Gaza Butuh 485 Juta Dolar AS untuk Biaya Rekonstruksi

Pada Mei lalu, Gaza porak poranda akibat pertempuran Hamas dengan Israel

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Seorang gadis Palestina berjalan di antara puing-puing sebuah bangunan yang runtuh setelah terkena serangan udara selama perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel Mei lalu, di Kamp Pengungsi Maghazi, Jalur Gaza tengah, Senin, 12 Juli 2021.
Foto: AP/Adel Hana
Seorang gadis Palestina berjalan di antara puing-puing sebuah bangunan yang runtuh setelah terkena serangan udara selama perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel Mei lalu, di Kamp Pengungsi Maghazi, Jalur Gaza tengah, Senin, 12 Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Koordinator kemanusiaan PBB di Palestina, Lynn Hastings, mengatakan dibutuhkan dana antara 345 hingga 485 juta dolar AS untuk biaya rekonstruksi Jalur Gaza. Pada Mei lalu, Gaza porak poranda akibat pertempuran Hamas dengan Israel.

“Konflik pada Mei adalah tragedi kemanusiaan untuk Israel dan Palestina, tetapi telah memperburuk krisis kemanusiaan serta ekonomi yang ada di Gaza,” kata Hastings saat memberi pengarahan di Dewan Keamanan PBB pada Kamis, dikutip National Associated Press Agency (ANSA).

Baca Juga

Dia mengungkapkan PBB telah mengumpulkan dana 45 juta dolar AS dari 95 juta dolar AS yang dibutuhkan. Namun langkah lanjutan untuk penghimpunan dana diperlukan. “Penting bahwa Israel memberi akses untuk bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan, termasuk material untuk mengimplementasikan rencana bantuan 2021,” ucapnya.

Menurut penilaian Bank Dunia dan Uni Eropa, nilai kerusakan yang ditimbulkan akibat konflik Hamas dengan Israel pada Mei lalu mencapai 290 juta dolar AS. Sementara kerugian ekonomi diperkirakan mencapai 200 juta dolar AS. Sektor sosial Gaza terpukul keras. Proses rekonstruksi segera dan jangka pendek ditaksir dapat menelan biaya hingga 485 juta dolar AS.

Pada 10-21 Mei lalu, Hamas terlibat pertempuran dengan Israel. Konfrontasi pecah seiring dengan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem, termasuk kompleks Masjid Al-Aqsa.

Kesepakatan gencatan senjata di Gaza tercapai berkat peran mediasi Mesir. Amerika Serikat (AS) juga mengklaim memainkan diplomasi belakang layar untuk meredakan ketegangan antara Hamas dan Israel.

Sedikitnya 270 warga Gaza, 66 di antaranya adalah anak-anak, gugur selama agresi Israel. Sementara warga yang mengalami luka-luka dilaporkan mencapai lebih dari 1.900 orang. Sedangkan Israel melaporkan 12 korban jiwa akibat serangan Hamas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement