Jumat 30 Jul 2021 11:54 WIB

Penyaluran Kredit Bank Mega Melonjak Rp 52,46 Triliun

Pertumbuhan laba tersebut dikontribusikan oleh pendapatan bunga bersih.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Bank Mega. PT Bank Mega Tbk menyalurkan kredit sebesar Rp 52,46 triliun pada semester satu 2021.
Foto: Facebook Bank Mega Indonesia
Bank Mega. PT Bank Mega Tbk menyalurkan kredit sebesar Rp 52,46 triliun pada semester satu 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mega Tbk menyalurkan kredit sebesar Rp 52,46 triliun pada semester satu 2021. Adapun realisasi ini tumbuh delapan persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 48,49 triliun.

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan, penyaluran kredit dikontribusi oleh kenaikan kredit korporasi sebesar 16 persen (year to date/ytd) menjadi Rp 30,29 triliun dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar Rp 26,21 triliun dan kredit komersial tumbuh tiga persen (ytd) menjadi Rp 2,28 triliun.

Baca Juga

"Pertumbuhan kredit juga diikuti dengan kualitas yang baik, dimana pada kuartal dua 2021 NPL gross tercatat turun menjadi 1,26 persen dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,56 persen," ujar Kostaman saat konferensi pers virtual seperti dikutip Jumat (30/7).

Bank Mega juga mencatatkan pertumbuhan pada penghimpunan dana pihak ketiga sebesar enam persen (ytd) menjadi Rp 84,07 triliun dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar Rp 79,19 triliun. Hal itu dikontribusi oleh tabungan tumbuh sebesar tujuh persen (ytd) menjadi Rp 14,73 triliun dan deposito tumbuh tujuh persen (ytd) menjadi Rp 60,83 triliun.

Atas keberhasilan di atas sejalan pertumbuhan laba bersih sebesar 32 persen (yoy) pada semester satu 2021 menjadi Rp 1,56 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,18 triliun. 

"Pertumbuhan laba tersebut dikontribusikan oleh pendapatan bunga bersih yang naik sebesar 23 persen (yoy) menjadi Rp 2,4 triliun dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,98 triliun," ucap dia.

Selain pendapatan bunga bersih, menurutnya, faktor lain yang menjadi penyumbang kenaikan laba Bank Mega diperoleh dari adanya penurunan biaya operasional bank sebesar sembilan persen year on year dari Rp 1,7 triliun menjadi sebesar Rp 1,54 triliun sebagai hasil dari program efisiensi dan digitalisasi yang dilakukan bank.

Bank Mega juga mampu melakukan efisiensi operasional melalui inovasi digital dan otomasi dengan baik. Hal ini tecermin dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun menjadi 62,05 persen atau membaik jika dibandingkan pada posisi yang sama periode tahun sebelumnya sebesar 70,18 persen.

Emiten berkode saham MEGA juga berhasil mencatatkan perbaikan rasio kecukupan modal pada semester satu 2021 menjadi 27,31 persen dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 25,34 persen.

Dari sisi aset, perusahaan mencatatkan kenaikan sebesar tiga persen (ytd) menjadi Rp 115,87 triliun dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar Rp 112,2 triliun.

Keberhasilan perusahaan dalam perolehan laba juga tercermin pada rasio pengembalian aset atau ROA. Pada semester satu 2021 sebesar 3,45 persen naik dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,93 persen.

Sedangkan rasio pengembalian ekuitas (ROE) sebesar 19,13 persen atau naik dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 15,88 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement