Kamis 29 Jul 2021 22:04 WIB

IESCOP KBRI Addis Ababa Menuju Program Global  

Pelajar Eropa dan Amerika bahkan sudah menyatakan minat ikut IESCOP.

Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur berbicara dalam seminar virtual tentang pendidikan, Rabu (28/7).
Foto: Dokumentasi KBRI Addis Ababa
Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur berbicara dalam seminar virtual tentang pendidikan, Rabu (28/7).

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA – IESCOP (Indonesia-Ethiopia Students Correspondence Program) diharapkan dapat menjadi kegiatan global Indonesia. Hal ini diungkap Asni Dewita, guru sekolah menengah yang menjadi peserta seminar nasional bertajuk Learning Loss: Masalah Hari Ini atau Mimpi Buruk Masa Lalu, Rabu (28/7).

IESCOP kata Asni, jangan hanya melibatkan pelajar Indonesia dan Ethiopia, namun pelajar dari negara-negara lain. Menurutnya program tersebut adalah sarana komunikasi dan pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi kemajuan pelajar Indonesia.

Keberadaan IESCOP dibahas dalam seminar yang menghadirkan Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur, sebagai salah satu pembicara.

“Melalui pertemuan virtual dan komunikasi jarak jauh, pelajar dapat berkenalan, saling berbagi dan belajar satu sama lain tentang hal-hal yang baru,” kata Al Busyra dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (29/7).

Menurut Al Busyra, IESCOP adalah sarana komunikasi dan tatap muka melalui virtual dan korespondensi. Sarana ini mendorong terciptanya persahabatan dan kerja sama pelajar Indonesia dengan Ethiopia sejak usia dini.

Seminar itu membahas aneka tantangan yang dihadapi pelajar dan mahasiswa Indonesia dalam kegiatan ajar mengajar selama pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 ternyata sangat berdampak terhadap pelajar, diantaranya berakibat menurunnya profil pembelajaran hingga learning loss di Indonesia.

Seminar yang dikuti sekitar 300 peserta itu diselenggarakan Universitas Negeri Padang bekerja sama dengan Universitas Yarsi Jakarta, Asosiasi Profesi Pendidik dan Peneliti Sosiologi Indonesia (AP3SI), dan Revolt Institue.

Pembicara lain yang hadir dalam seminar tersebut adalah Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Dr Iwan Syahril, Rektor UNP Profesor Ganefri, PhD, Rektor Universitas Yarsi Jakarta Profesor Dr Fasli Djalal, peneliti Research on Improving System of Education (RISE) Delbert Lim, dan pakar pendidikan Reno Fernandes.

IESCOP digagas dan diluncurkan pertama kali oleh KBRI Addis Ababa, Ethiopia, pada 8 April lalu. Pertemuan virtual ke-2 IESCOP diselenggarakan 26 Juni dan pertemuan ke-3 pada Agustus mendatang. Program ini memang direncanakan akan melibatkan pelajar dari berbagai negara kawasan lain. Pelajar Eropa dan Amerika bahkan sudah menyatakan minat mereka.    

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement