Jumat 30 Jul 2021 01:58 WIB

Ini Dampak Finansial Pandemi Covid-19 pada Sepak Bola Eropa

Industri sepak bola Eropa mengalami penurunan pendapatan sebesar 3,4 miliar pound.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Kompetisi Bundesliga Jerman yang digelar tanpa penonton setelah sempat dihentikan akibat mewabahnya Covid-19.
Foto: EPA-EFE/Federico Gambarini
Kompetisi Bundesliga Jerman yang digelar tanpa penonton setelah sempat dihentikan akibat mewabahnya Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Industri sepak bola Eropa dinilai telah merasakan dampak finansial dari pandemi Covid-19. Pada musim 2019/2020, industri sepak bola Eropa mengalami penurunan pendapatan sebesar 3,4 miliar poundsterling dibanding laporan keuangan pada musim sebelumnya.

Hal ini berdasarkan hasil temuan dari perusahaan auditor keuangan ternama asal Inggris, Deloitte.

Secara keseluruhan, pendapatan industri sepak bola Eropa turun menjadi 22,1 miliar poundsterling, dengan sebagian besar liga sepak bola Eropa dihentikan pada Maret 2020 sebelum akhirnya kembali dilanjutkan tanpa kehadiran penonton. Ini merupakan penurunan terbesar pemasukan industri sepak bola Eropa sejak krisis keuangan global pada 2008 hingga 2009 silam.

Perwakilan dari Deloitte, Dan Jones, menyebut, laporan itu hanya gambaran dari tiga bulan saat pandemi Covid-19 mulai menerpa industri sepak bola Eropa.

''Untuk bisa melihat skala lebih luas dampak finansial dari pandemi Covid-19, kami masih harus melakukan audit selama satu tahun anggaran penuh. Namun, dari situ, kami sebenarnya sudah bisa melihat secara sekilas bagaimana besarnya dampak pandemi Covid-19 terhadap keuangan klub-klub Eropa,'' ujar Jones seperti dikutip BBC, Kamis (29/7).

Berdasarkan laporan tahunan keuangan sepak bola keluaran Deloitte, klub-klub di tiga kasta tertinggi sepak bola Inggris mengalami penurunan pendapatan total mencapai 13 persen atau 150 juta poundsterling menjadi 953 juta poundsterling. Tidak hanya itu, pada Juni lalu, Deloitte juga merilis data soal penurunan pendapatan total klub-klub Liga Primer Inggris pada musim 2019/2020.

Penurunan pendapatan total itu mencapai 13 persen atau 648 juta poundsterling, menjadi 4,5 miliar poundsterling. Apabila digabungkan dengan lima liga top Eropa, maka ada penurunan total sebesar 11 persen atau 1,8 juta miliar poundsterling, menjadi 13.2 miliar poundsterling.

Kendati begitu, dengan mulai bersiapnya musim kompetisi 2021/2022, ditambah dengan adanya rencana kehadiran kembali penonton di stadion, Jones menilai, industri sepak bola Eropa bisa segera bangkit.

''Kendati ketidapastian dalam beberapa tahun terakhir, sepak bola dan klub terbukti masih mampu bertahan. Kami berharap, musim 2021/2022 menjadi awal dari langkah besar kebangkitan industri sepak bola Eropa, terutama dalah pemasukan,'' jelas Jones.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement