Kamis 29 Jul 2021 12:20 WIB

Jadi Katalisator Ahli Bahasa Lewat Interpreter

Bahasa mempunyai peran yang sangat penting dalam mengenal dan memahami dunia.

Ketua Lembaga Bahasa (LB) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika), Jimmi, berkesempatan menjadi interpreter atau biasa disebut juru bahasa dalam kegiatan pembinaan SDM Incubator Center (IC) Universitas BSI dan dosen Entrepreneur Universitas BSI oleh PUM (Programma Uitzending Managers).
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Ketua Lembaga Bahasa (LB) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika), Jimmi, berkesempatan menjadi interpreter atau biasa disebut juru bahasa dalam kegiatan pembinaan SDM Incubator Center (IC) Universitas BSI dan dosen Entrepreneur Universitas BSI oleh PUM (Programma Uitzending Managers).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Bahasa (LB) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika), Jimmi, berkesempatan menjadi interpreter atau biasa disebut juru bahasa dalam kegiatan pembinaan SDM Incubator Center (IC) Universitas BSI dan dosen Entrepreneur Universitas BSI oleh PUM (Programma Uitzending Managers).

Without translation, I would be limited to the borders of my own country. The translator is my most important ally. He introduces me to the world”— Italo Calvino.

Baca Juga

Menurut Jimmi, kutipan dari Italo Calvino menegaskan bahwa bahasa mempunyai peran yang sangat penting dalam mengenal dan memahami dunia. “Dengan bahasa, masyarakat dunia dapat saling berinteraksi dan membuka ruang untuk komunikasi tanpa sekat-sekat budaya dan juga batas negara,” tutur Jimmi, Kamis (22/7) silam.

Ia menyebutkan, dalam konteks inilah diperlukan ilmu penerjemahan dan juru kebahasaan. Hal ini menjadi krusial dalam menyampaikan pesan atau informasi. Keduanya berperan jadi media terdepan dalam komunikasi antarbangsa di dunia.

“Peran penerjemah dan juru bahasa sangatlah strategis dan krusial karena interpreter punya peran sentral dalam mendistribusi dan menyampaikan informasi,” pungkasnya.

Ia mengatakan, mereka adalah profesi terdepan dan katalisator dalam mengalihbahasakan berbagai referensi tentang ilmu dan pengetahuan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Jimmi menyampaikan jadi katalisator harus mampu mengalihbahasakan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia maupun sebaliknya secara cepat dan tepat.

“Hal ini sangat penting agar informasi yang disampaikan dalam bahasa Inggris oleh para narasumber benar-benar tepat dan sesuai tanpa menghilangkan kata atau kalimat,” ujarnya.

Selanjutnya, ia mengungkapkan jadi interpreter merupakan tantangan tersendiri sekaligus mengasah kemampuan bahasa Inggris agar semakin meningkat. “Seorang interpreter juga harus mampu meyakinkan pembicara, bahwa pesan yang disampaikan sudah valid dan tepat sesuai dengan kalimat aslinya dalam bahasa Inggris,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement