Kamis 29 Jul 2021 12:08 WIB

Kang Emil Cerita Jabar Baru Dikasih Vaksin 10 Juta Dosis

Penduduk di Jabar yang sudah vaksin baru 10 persen, dan kapasitas per hari 110 ribu.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Jawa Barat (Jabar), M Ridwan Kamil.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Gubernur Jawa Barat (Jabar), M Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), terus menggenjot cakupan vaksinasi Covid 19 di Jabar. Hanya saja, menurut Gubernur Jabar M Ridwan Kamil, cepat atau lambatnya proses vaksinasi tergantung dari pasokan pemerintah pusat ke daerah.

Hal itulah yang menyebabkan vaksinasi di Jabar terkesan lamban. Padahal jumlah pasokan vaksin dari pemerintah pusat tidak sebanding dengan penduduk Jabar di angka 48 juta jiwa.

"Jabar dikasihnya 10 juta dosis yang berarti untuk 5 juta orang. Kenapa baru 10 persen? Ya dikasihnya juga baru segitu. Kenapa yang lain ada 30 (persen)? Ya lihat dulu penduduknya itu hanya lima juta, kalau sudah tiga juta divaksin ya sudah 60 persen. Kalau Jabar lebih banyak (penduduk)," ujarnya di Kota Bandung, Kamis (29/7).

Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, menuturkan, Pemprov Jabar dalam vaksinasi menekankan untuk menghabiskan stok yang diberikan pemerintah pusat. Dia juga menyebut, kapasitas harian vaksinasi di Jabar sekarang 110 ribu per hari.

Untuk mengejar vaksinasi di Jabar bisa tuntas pada Desember 2021 sesuai target pemerintah pusat, kata dia, kapasitas harus ditingkatkan menjadi 300 ribuan per hari. "Sehingga kita meminta ke pusat minimal tiga juta vaksin untuk bulan Agustus tolong disiapkan. Supaya kecepatan kita bertambah," ujar Kang Emil.

"Apalagi sekarang kan sudah boleh memvaksin anak sekolah dari 12-18 tahun itu membutuhkan vaksin," katanya menambahkan.

Kang Emil mengaku, sudah menyiapkan strategis untuk mempercepat vaksinasi.  Salah satunya, semua sekolah yang saat ini kosong akan dijadikan pusat vaksinasi. Begitu juga, sambung dia, pesantren juga sudah siap di lapangan atau gedung untuk diubah menjadi pusat vaksinasi.

Selain itu, kata Kang Emil, mobil ambulans dikonversi menjadi mobil vaksinasi. Dia menyebut, personel TNI dan Polri juga tuturt mensukseskan program vaksinasi, termasuk perusahaan swasta.

"Karena kalau hanya mengandalkan Ppskesmas, rumah sakit, klinik, maka vaksinasi kita itu hanya 60 persen ke kejarnya. Berarti 40 harus disumbang dari noninfrastruktur eksisting. Semoga dengan vaksin minimal tiga jutaan kita bisa mengejar di bulan Agustus," ujar Kang Emil.

Saat ditanya tentang daerah mana saja yang bagus vaksinasinya, Emil mengatakan, berdasarkan data di Jabar yang vaksinasinya tinggi dan kematiannya rendah ada di Kota Cirebon dan Bandung. Kedua kota ini, sudah di atas 30 mendekati 40 persen cakupan vaksinasinya dengan kematian satu persen.

"Jadi vaksin itu seperti payung, suka kecipratan tapi gak basah kuyup. Setelah divaksin yang bisa saja kena tapi jumlah yang meninggalnya itu rendah sekali. Kalau gak pake vaksin kita langsung basah kuyup," katanya. N Arie Lukihardianti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement