Rabu 28 Jul 2021 11:14 WIB

Universitas BSI Dukung Mahasiswa Berbisnis Ketika PPKM

Mahasiswa diberikan kesempatan untuk menjelaskan masalahnya dalam berbisnis.

Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) melalui BSI Startup Center (BSC), BEC (BSI Entrepreneur Center), BIC (BSI Innovation Center), dan Incubator Center sukses mengadakan program Pendampingan Tenant secara online pada  Sabtu (10/7).
Foto: istimewa
Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) melalui BSI Startup Center (BSC), BEC (BSI Entrepreneur Center), BIC (BSI Innovation Center), dan Incubator Center sukses mengadakan program Pendampingan Tenant secara online pada Sabtu (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) melalui BSI Startup Center (BSC), BEC (BSI Entrepreneur Center), BIC (BSI Innovation Center), dan Incubator Center sukses mengadakan program Pendampingan Tenant secara online pada  Sabtu (10/7).

Fuad Nur Hasan selaku ketua Incubator Center Univesitas BSI menjelaskan, dalam acara tersebut mahasiswa diberikan kesempatan untuk menjelaskan masalah atau hal-hal yang selama ini dirasakan dalam menjalankan usahanya.

Program ini bertujuan untuk menciptakan owner yang lebih imajinatif dan kreatif dalam menghadapi isu-isu yang datang dari invidual maupun masyarakat luar. “Peserta diberi fasilitas untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapi dalam bisnis yang dibangun kepada konsultan. Pendampingan tenant ini bukan untuk menilai usaha bisnis, namun untuk memberi solusi terhadap permasalahan yang ada pada bisnis,”  kata Fuad, kepada media, Rabu (28/7).

Alwa Rarizia selaku owner Borneo Talent School menjadi mentor di kesempatan ini. Ia memaparkan bahwa berbisnis saat ini harus belajar dari gaya yang kekinian. “Kita dituntut untuk bersikap santai dalam melakukan segala hal tapi serius, dengan tujuan agar kita bisa mencapai apa yang kita butuhkan. Berbisnis dimasa new normal diharuskan untuk meningkatkan sentuhan secara online disamping sentuhan secara offline,” katanya.

“Seorang owner harus bisa meng-upgrade diri sehingga bisa membuat manajemen sistem yang baik. Upgrade diri dengan cara bangun pagi, baca buku, sosialisasi dengan orang atau partnership hingga membangun networking (jaringan, relasi). Setiap minggu, owner harus melakukan strategi helicopter view atau melihat bisnis dari sudut pandang orang lain karena pebisnis tidak boleh bersikap egois, dan selalu berpikir out of the box,” tutur Alwa.

Lebih lanjut, Alwa juga memberikan contoh nyata orang sukses yang saat ini terkenal, seperti Mark Zuckerberg pendiri Facebook dan Larry Page dan Sergey Brin pendiri Google sekalipun, hal yang pertama kali mereka ajarkan adalah membangun sistem bukan teknis. Pebisnis harus melakukan upgrade diri walaupun dalam keadaan sesibuk sekalipun. “Sebuah start-up tidak boleh takut dengan apa pun. Owner akan selalu menemukan manusia yang bermasalah sehingga seorang owner harus menjadi ‘owner learning’ yang bisa menganalisis bisnis yang dibangun,” tutur Alwa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement