Rabu 28 Jul 2021 09:32 WIB

Inggris akan Buka Pintu Bagi Wisatawan Uni Eropa dan AS

Wisatawan asal Uni Eropa dan AS tak perlu karantina jika sudah divaksinasi lengkap

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Penumpang melewati sederetan toko dan restoran di Bandara Heathrow, Inggris.
Foto: EPA
Penumpang melewati sederetan toko dan restoran di Bandara Heathrow, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson diperkirakan akan menyetujui pembukaan kembali pintu Inggris bagi wisatawan yang divaksinasi ganda dari Uni Eropa dan Amerika Serikat pada Rabu (28/7).

Menurut laporan Financial Times, para menteri pemerintah Inggris mendorong perdana menteri untuk bertindak. Keputusan itu muncul dengan kondisi yang dinilai aman untuk mulai menerima kembali turis asing tanpa perlu karantina jika mereka telah menerima dua dosis vaksin. Mengutip seorang pejabat Whitehall, langkah tersebut dapat berlaku mulai minggu depan.

Baca Juga

Berita itu muncul setelah Bandara Heathrow Inggris meminta pemerintah pada Senin (26/7) untuk membuka negara itu bagi pengunjung yang divaksinasi dari Uni Eropa dan AS mulai akhir bulan ini. Langkah itu akan membantu mendorong pemulihan perjalanan.

Kepala Eksekutif Heathrow John Holland-Kaye mengatakan Inggris dapat mengecualikan warga AS yang divaksinasi sepenuhnya dari karantina dalam beberapa hari mendatang. Dia ingin lebih banyak negara ditambahkan ke daftar hijau Inggris untuk perjalanan berisiko rendah.

Airlines UK, badan industri yang mewakili British Airways, Virgin Atlantic, easyJet, dan lainnya, memperingatkan lebih banyak pekerjaan penerbangan akan pergi jika pemerintah tidak membuat perubahan pada tinjauan perjalanan berikutnya yang diharapkan akhir pekan ini.

Heathrow sebelum pandemi adalah bandara tersibuk di Eropa. Holland-Kaye mengatakan pembatasan perjalanan Inggris menekan volume perdagangan dan permintaan wisatawan, mendorong kerugian pandemi kumulatif menjadi 4 miliar dolar AS.

Tingkat penumpang di Heathrow sekitar 20-25 persen dari tingkat pra-pandemi. Sementara, menurut Holland-Kaye, bandara Eropa sudah kembali ke sekitar 50 persen.

"Tanpa pesawat penumpang pergi ke pasar global seperti AS, ekspor Inggris tidak keluar dari negara itu, dan Inggris akan tertinggal dan itu akan membebani pekerjaan, kecuali kita membukanya," kata Holland-Kaye. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement