Selasa 27 Jul 2021 21:07 WIB

FK Unisba Beri Penyuluhan pada Anak

Serta pembentukan Duta Kesehatan gigi dan mulut anak.

FK Unisba Beri Penyuluhan pada Anak
Foto: Unisba
FK Unisba Beri Penyuluhan pada Anak

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Pandemi COVID-19 yang berlangsung hampir 1,5 tahun telah meyebabkan dampak pada berbagai sektor kehidupan anak, termasuk kunjungan ke dokter gigi. Hal ini menyebabkan perawatan kesehatan gigi dan mulut anak terhambat dan dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi kesehatan anak di kemudian hari. 

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut terutama pada anak usia sekolah perlu mendapat perhatian khusus karena pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang dan rentan terkena gangguan kesehatan gigi. Kebiasaan anak dalam merawat kesehatan giginya sejak dini akan menjadi kebiasaan yang akan terbawa terus sampai masa dewasa. Akan berdampak terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Untuk mencegah hal ini, orang tua diharapkan dapat menjaga kesehatan gigi dan mulutnya secara optimal.

Bagi anak-anak di panti asuhan, pengasuh dan pembina yang berada di panti asuhan, selain memfasilitasi pendidikan formal dan non formal juga berperan sebagai orangtua. Setiap saat harus dapat memantau kesehatan anak asuh termasuk kesehatan gigi dan mulut. Akan tetapi hal ini mungkin sulit dilakukan karena kesehatan gigi dan mulut harus dijaga secara rutin sebelum menimbulkan gangguan lebih lanjut.

Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan pembentukan duta kesehatan gigi pada anak di panti asuhan agar mereka memiliki pengetahuan dan dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut diri mereka sendiri, teman dan adik-adiknya di lingkungan di panti asuhan sehingga dapat meminimalisir kunjungan ke fasilitas kesehatan di masa pandemi covid-19. 

Untuk mewujudkan hal tersebut, pada bulan Maret – April 2021 lalu, dosen Fakultas Kedokteran (FK) Unisba telah melakukan kegiatan penyuluhan dan pembentukan duta kesehatan gigi dan mulut anak di Panti Asuhan Baitus Syukur yang terletak di kelurahan Manjahlega, kecamatan Rancasari, Kota Bandung. Dilakukan blended secara daring dan luring dengan tetap menjaga protokol kesehatan.  Kegiatan ini diketuai oleh drg. Siska Nia Irasanti, MM dan anggota tim yaitu drg.Yuniarti., M.Kes; dr..Yuli Susanti., MM; dr.Yani DS, SpA; beserta tim mahasiswa yaitu Revika, Risya, Novita, Hilal dan Mufti. 

Ketua tim PKM, Siska  mengatakan berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus panti asuhan, tingkat kesadaran anak asuh akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut masih rendah. “Mereka belum memiliki program pemeriksaan khusus terkait kesehatan gigi dan mulut,” kata Siska dalam siaran pers yang diterima Republika.

Ia menuturkan, kegiatan yang diberikan PKM ini berupa pemberian materi mengenai  kesehatan gigi dan mulut anak, pelatihan deteksi dini penyakit gigi dan mulut anak serta upaya pencegahannya, pembentukan duta kesehatan gigi dan mulut, serta pembuatan buku saku kesehatan gigi dan poster yang dipasang di lingkungan panti asuhan Baitus Syukur.

Melalui PKM ini diharapkan terciptanya anak asuh yang menjadi duta kesehatan gigi dan mulut yang mampu melakukan deteksi dini penyakit gigi dan mulut serta mampu menjaga kesehatan gigi dan mulut di lingkungan panti asuhan Baitus Syukur untuk peningkatan sumber daya manusia dalam perspektif Islam sebagai upaya mewujudkan masyarakat madani.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement